Sukses

Satelit Nusantara Dua Gagal Meluncur, Indosat Cari Pengganti untuk Layani Siaran TV

Indosat Ooredoo bakal mencari satelit pengganti sementara untuk memastikan layanan broadcasting tetap berjalan lancar, pasca kegagalan orbit Satelit Palapa Nusantara Dua.

Liputan6.com, Jakarta - Satelit Palapa Nusantara Dua (Satelit Nusantara Dua) yang seharusnya mengorbit di 113 derajat Bujur Timur gagal meluncur karena salah satu roket pendorongnya tidak berfungsi di stage tiga peluncuran.

Akibatnya, Satelit Palapa Nusantara Dua pun jatuh ke laut dan tidak bisa diluncurkan kembali.

Padahal, seharusnya Satelit Palapa Nusantara Dua milik PT Palapa Satelit Nusa Sejahtera (PSNS) itu mengorbit di 113 derajat BT untuk menggantikan satelit Palapa D yang segera habis usia teknisnya pada 2020 ini.

Diungkapkan oleh Menkominfo Johnny G Plate, satelit Palapa D saat ini melayani 23 lembaga penyiaran dan 8 radio. Sebagai pengganti, artinya Satelit Nusantara Dua akan mengambil alih tugas penyiaran Satelit Palapa D tersebut. Bagaimana nasibnya?

"Mengingat layanan televisi nasional banyak yang menggunakan Satelit Palapa D, kami telah melakukan pembicaraan dengan Indosat Ooredoo dan PSN. Keduanya akan mengambil kebijakan dan memastikan tidak ada gangguan pelayanan satelit kepada lembaga penyiaran," kata Johnny dalam konferensi pers yang dilakukan live streaming, Jumat (10/4/2020).

2 dari 3 halaman

Backup Plan

Sementara itu, Chief Business Officer (CBO) Indosat Ooredoo Bayu Hantasena mengatakan, saat ini satelit Palapa D masih beroperasi dengan normal dan tidak terdampak.

"Namun, karena Satelit Palapa D akan memasuki end of life, untuk memastikan layanan tetap berjalan, kami melaksanakan business continuity plan, salah satunya dengan mencari satelit pengganti," kata Bayu.

Ia menambahkan, Indosat Ooredoo akan terus memastikan layanan pelanggan, terutama untuk mendukung penyiaran dan komunikasi tidak terganggu akibat gagalnya peluncuran Satelit Palapa Nusantara Dua ini.

Johnny juga menyebutkan, pihaknya membicarakan masalah ini dengan Menteri BUMN Erick Thohir untuk menggunakan satelit lain yang tersedia di orbit, ketika Satelit Palapa D telah deorbit.

"Kami membicarakan potensi menggunakan satelit lain yang tersedia di orbit untuk memastikan layanan broadcasting Indonesia tetap berjalan dengan baik," ujar Johnny.

3 dari 3 halaman

Penyebab Kegagalan Orbit Satelit Nusantara Dua

Sekadar informasi, proses peluncuran menggunakan roket pendorong Long March 3B sempat berjalan dengan baik pada stage pertama dan stage kedua.

Namun, saat memasuki stage ketiga, dari kedua roket pendorong yang beroperasi, salah satunya tidak berfungsi. Demikian, sebagaimana dijelaskan oleh Direktur Utama Pasifik Satelit Nusantara Adi Rahman Adiwoso.

"Pada saat stage ketiga, salah satu roketnya tidak menyala, sehingga peluncur tidak mendapatkan kecepatan yang cukup," kata Adi, saat memberikan penjelasan kepada media dalam konferensi pers live streaming bersama dengan Kemenkominfo, Jumat (10/4/2020).

Adi mengatakan, pada stage ketiga, roket sudah berada di ketinggian 170Km. Namun karena daya dorong yang kurang, Satelit Nusantara Dua yang seharusnya meluncur menuju orbit harus jatuh ke laut.

"Satelit jatuh ke laut dan tidak bisa diselamatkan. Satelit hilang sehingga tidak bisa dipergunakan kembali," tutur Adi.

Namun, dia mengatakan, Satelit Nusantara Dua ini diasuransikan sepenuhnya.

(Tin/Isk)