Sukses

Imbas Covid-19, Traveloka PHK 10 Persen Karyawan?

Berdasarkan sumber yang dekat dengan masalah ini, ada 100 orang atau sekitar 10 persen karyawan Traveloka yang terdampak PHK. Para karyawan ini di-PHK pada minggu lalu.

Liputan6.com, Jakarta - Startup booking travel Indonesia, Traveloka, kabarnya terpaksa mem-PHK sejumlah karyawannya sehubungan dengan dampak Covid-19.

Mengutip laman Nikkei Asian Review, Jumat (10/4/2020), berdasarkan sumber yang dekat dengan masalah ini, ada 100 orang atau sekitar 10 persen karyawan yang terdampak PHK. Para karyawan ini di-PHK pada minggu lalu.

Sumber yang tidak disebutkan namanya ini juga menyebut, selain PHK, karyawan yang masih bertahan hanya dibayar setengah dari gaji bulanan regulernya.

Covid-19 memang begitu berdampak negatif pada industri travel dan pariwisata.

Permintaan akan travel, hotel, dan restoran di sejumlah daerah wisata pun disebut-sebut turun drastis dan memberi efek signifikan bagi keberlangsungan industri ini.

Indonesia juga menutup berbagai perbatasan untuk semua traveler dari luar negeri. Tidak hanya itu, pemerintah juta meminta kepada masyarakat untuk bekerja dan belajar di rumah.

2 dari 3 halaman

Tak Berikan Tanggapan

Pihak Traveloka sendiri tidak memberikan komentar terkait dengan pemutusan hubungan kerja ini.

Namun dalam sebuah konferensi pers beberapa waktu lalu, CEO Transport Traveloka, Caesar Indra, mengatakan, "perusahaan mendapatkan banyak permintaan refund dari pelanggan yang perjalanannya terdampak pandemi."

"Kami mulai penurunan dalam perjalanan dan pemesanan. Volume refund terjadi besar-besaran pada bulan Februari di Thailand, ketika pemerintah mencegah orang bepergian. Situasi menjadi menurun setelah itu," kata Indra.

3 dari 3 halaman

Tak akan PHK Kalau Tidak karena Corona

 

Traveloka sendiri didirikan sebagai flight aggregator pada 2012. Kini, Traveloka menjadi satu dari lima unicorn dengan nilai valuasi lebih dari USD 1 miliar.

Traveloka juga beroperasi di pasar lain seperti Thailand, Vietnam, dan Filipina. Traveloka juga berkembang di luar Asia Tenggara untuk pertama kalinya ketika meluncurkan layanan di Australia pada Februari lalu.

Sebuah sumber menyebut, kalau bukan karena virus corona, Traveloka tidak perlu memberhentikan karyawannya.

"Traveloka merupakan salah satu perusahaan dengan disiplin keuangan yang sangat bijaksana. Namun, virus corona benar-benar jadi pukulan telak untuk mereka," kata sumber tersebut.

(Tin/Ysl)