Sukses

Google: Sehari Ada 18 Juta Email Phishing dan Malware Berkedok Covid-19

Google menemukan ada lebih dari 18 juta email phishing dan malware tiap harinya, terkait dengan Covid-19, dalam seminggu terakhir.

Liputan6.com, Jakarta - Google menemukan ada lebih dari 18 juta email phishing dan malware tiap harinya, terkait dengan Covid-19, dalam seminggu terakhir.

Secara keseluruhan, Google menyebut, ada 240 juta email per hari yang mereka lihat, terkait dengan Covid-19.

Mengutip The Verge, Jumat (17/4/2020), serangan phishing dan scam menebar ketakutan dan insentif finansial agar para pengguna mau merespon.

Dengan kata lain, penipu mengirim email penipuan namun menggunakan subjek berbeda, yakni terkait dengan Covid-19.

Email-email penipuan ini menggunakan tipuan seolah mirip dengan pesan yang dikirim oleh organisasi resmi seperti WHO.

Selanjutnya, isi email adalah mencoba meminta sumbangan atau menipu pengguna agar mengunduh malware, berpura-pura menawarkan informasi mengenai pembayaran bantuan stimulus dari pemerintah, hingga upaya phishing bagi mereka yang bekerja dari rumah.

Selain itu, penipu berpura-pura sebagai pemberi kerja atau HRD kantor.

2 dari 3 halaman

Filter AI Google

Pihak Google sendiri menyebut, filter perlindungan berbasis kecerdasan buatan milik mereka berupaya mendeteksi ancaman semacam phishing atau malware.

"Filter tersebut kemudian akan memblokir lebih dari 99,9 persen spam, phishing, dan malware, sebelum sampai ke pengguna kami," kata Google.

Google menyebut, pihaknya telah bekerja sama dengan WHO dalam mengimplementasikan DMARC alias domain-base message, authentication, reporting, and conformance).

Tujuannya agar para penipu lebih sulit dalam meniru domain who.it dan mencegah email resmi yang berasal dari WHO masuk ke filter spam Google.

3 dari 3 halaman

Gunakan Covid-19 untuk Pancing Pengguna

Raksasa internet ini juga menyebut, dalam banyak kasus, ancaman malware dan phishing bukanlah hal baru. Namun kini ancaman phishing menggunakan kampanye baru untuk menjerat korban, yakni menggunakan atribut Covid-19.

Intinya, jika ada email spam sampai ke inbox, pengguna diharapkan tidak mengklik tautan email.

Pengguna juga diminta untuk melaporkan email phishing dan memastikan bahwa semua link mereka buka adalah tautan yang resmi, bukan tautan palsu.

Hal ini karena para penipu pandai membuat URL yang mirip dengan link resminya.

(Tin/Isk)