Sukses

Twitter Matikan Layanan SMS di Sejumlah Negara

Twitter mengumumkan telah mematikan fitur SMS, baik untuk notifikasi maupun mengunggah kicauan, di sejumlah negara.

Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja mengumumkan telah mematikan fitur SMS yang ada di platform-nya. Sebelumnya, fitur ini biasa digunakan pengguna untuk menerima atau mengirimkan tweet melalui pesan teks SMS.

Kendati demikian, seperti dikutip dari The Verge, Kamis (29/4/2020), Twitter tidak mematikan fitur SMS ini secara keseluruhan. Fitur ini ternyata masih dipertahankan di beberapa negara yang masih banyak menggunakannya.  

"Kami mematikan fitur pengingat Twitter dari SMS, kecuali di beberapa negara yang memang bergantung pada fitur ini," tutur juru bicara perusahaan.

Meski menyetop fungsi notifikasi via SMS, Twitter memastikan SMS penting seperti kode otentikasi tidak terpengaruh perubahan ini.

Perlu diketaui, layanan Twitter disebut memang dibangun dengan format SMS. Oleh sebab itu, jumlah karakter di awal kemunculan layanan ini, disesuaikan dengan jumlah karakter di SMS, yakni 140.

Di awal kemunculannya, memang banyak dari pengguna Twitter yang mengakses jejaring sosial ini melalui situs web, Terlebih, kehadiran perangkat pintar belum sebanyak sekarang, sehingga fitur SMS menjadi andalan pengguna untuk tetap dapat berinteraksi. 

Namun dengan perkembangan smartphone saat ini, hampir seluruh pengguna lebih memilh untuk mengakses layanan Twitter melalui aplikasi mobile. Twitter sendiri menyebut keamanan menjadi alasan fitur ini dihentikan. 

Meski tidak memberikan informasi lanjut, ada kemungkinan keputusan ini juga berhubungan pula dengan aksi hacker yang sempat menyusup akun CEO Twitter Jack Dorsey dengan memanfaatkan fitur ini. 

Sebagai pengingat, tahun lalu, akun Jack Dorsey sempat diretas oleh hacker. Aksi itu diketahui berhasil dilakukan sebab peretas mendapatkan akses nomor telepon Jack dan mengunggah tweet dari akunnya lewat fitur SMS ini. 

2 dari 3 halaman

Akun Milik Bos Twitter Jack Dorsey Diretas

Untuk diketahui, peratasan akun milik orang nomor satu di Twitter, Jack Dorsey, dilakukan oleh pihak yang menyebut dirinya sebagai Chuckle Squad.

Sebagaimana dikutip dari The Verge, Sabtu (31/8/2019), para peretas mengunggah cuitan rasis dan pesan antisemitic di akun Jack Dorsey.

Disebutkan, beberapa kicauan bernada keras dan rasis dan menganggu muncul selama sekitar 10 menit di akun milik CEO Twitter tersebut.

Tak lama setelahnya, unggahan bernada rasis itu sudah dihapus dan tampaknya semua sudah kembali normal.

Setidaknya, satu jam setengah setelah akun Jack Dorsey diretas, Twitter mencuitkan akun milik bos mereka telah aman.

"Akun (milik Jack Dorsey) kini sudah aman dan tidak ada indikasi sistem Twitter telah diretas," kata Twitter dalam cuitan.

3 dari 3 halaman

Salahkan Operator Seluler

Twitter tak lama kemudian menyalahkan pada operator telepon yang dipakai di smartphone Dorsey.

Lagi-lagi melalui cuitan, Twitter menyebut, "nomor telepon yang terhubung dengan akun Twitter (Jack Dorsey) telah dilanggar karena pengawasan keamanan oleh penyedia layanan yang tampaknya memungkinkan peretas untuk mengirim cuitan menggunakan pesan teks."

Sekadar informasi, cuitan yang diunggah di akun Jack Dorsey datang dari aplikasi Cloudhopper.

Cloudhopper merupakan perusahaan yang sebelumnya diakuisisi Twitter untuk membantu pengguna mencuit dari layanan SMS.

Saat itu, ketika pengguna mengirimkan SMS ke 404-04 dari nomor telepon yang terhubung dengan akun Twitter, pesan tersebut bisa langsung diunggah di linimasa Twitter. Kemudian, sumber cuitan akan tertulis berasal dari Cloudhopper.

(Dam/Isk)