Liputan6.com, Jakarta - Facebook akhirnya menggulirkan reaction baru untuk para penggunanya. Informasi soal reaction baru ini sempat dicuitkan oleh EMEA Communications Manager Engineering Facebook Alexandru Voica melalui akun Twitternya.
Dikutip dari The Verge, Jumat (1/5/2020), reaction baru ini menampilkan animasi wajah yang memeluk hati. Reaction ini merupakan bentuk dukungan Facebook bagi pengguna yang ingin terhubung dengan orang-orang terdekatnya selama pandemi Covid-19 ini.
"Kami berharap reaction ini bisa memberikan cara tambahan bagi orang-orang untuk menunjukkan dukungan mereka selama krisis Covid-19," tutur Alexandru dalam cuitannya.
Advertisement
Baca Juga
Dengan kehadiran reaction ketujuh ini, pengguna nantinya dapat memakainya di unggahan, komentar, gambar, video, termasuk konten lain yang ada di aplikasi maupuan situs Facebook.
Tidak hanya itu, Facebook juga merilis reaction hati berdegup di Messenger. Reaction ini hadir agar pengguna dapat menunjukkan rasa cinta dan kepedulian yang ebih dalam untuk orang-orang terdekatnya.
Sebelumnya, Facebook juga sudah mengumumkan sejumlah inisiatif terkait Covid-19, terutama soal penyebaran informasi mengenai pandemi ini di platformnya. Karenanya, raksasa internet ini telah bekerja sama dengan sejumlah pihak, termasuk pemerintah Indonesia.
Ada empat inisiatif yang menjadi fokus Facebook, yakni memastikan semua orang memiliki informasi akurat, memutus rantai misinformasi dan konten berbahaya, memberikan dukungan bagi tenaga kesehatan, serta mendukung pemerintah daerah, komunitas, dan pemilik bisnis.
WHO Kini Punya Layanan Chatbot Resmi di Facebook Messenger
Beberapa waktu lalu, World Health Organization (WHO) baru saja mengumumkan kerja sama dengan Facebook. Lewat kerja sama ini, organisasi kesehatan dunia itu ingin memberikan informasi terpercaya soal Covid-19 di Messenger.
Dikutip dari Engagdet, Rabu (15/4/2020), WHO kini hadir dengan chatbot resmi untuk layanan Facebook Messenger. Jadi, pengguna dapat memperoleh informasi maupun berita terkini soal pandemik Covid-19 ini.
Beberapa informasi yang dapat diperoleh pengguna Messenger dari chatbot ini mulai dari statistik resmi soal penyebaran Covid-19, hingga berita resmi dari WHO.
Hal lain yang tidak kalah penting adalah chatbot ini sekaligus berperan untuk melawan hoaks atau misinformasi yang banyak beredar soal Covid-19. Dengan demikian, pengguna dapat memperoleh informasi yang lebih tepat.
Kehadiran chatbot WHO ini memang tidak lepas dari langkah Facebook membuka Messenger bagi para pengembang, sehingga mereka dapat membantu pemerintah dan otoritas kesehatan menjangkau lebih banyak orang.
Saat ini, ada lebih dari 20 organisasi kesehatan maupun otoritas kesehatan dari sejumlah negara yang memiliki layanan serupa di Messenger. Beberapa di antaranya adalah UNICEF dan Kementerian Kesehatan Argentina.
"Kami akan terus memanfaatkan fungsi dasar dan jangkauan Messenger untuk membantu orang di mana saja terhubung selama peristiwa ini," tulis Facebook dalam situs resminya.
Advertisement
Facebook Rilis Aplikasi Messenger Khusus di MacOS dan Windows
Sebelumnya, Facebook juga merilis aplikasi Messenger khusus untuk perangkat berbasis MacOS dan Windows.
Melalui pernyataan resmi, perusahaan mengklaim penggunaan Messenger pada browser di perangkat desktop meningkat signfikan di atas seratus persen.
Perusahaan juga menyebut selama sebulan terakhir orang-orang menggunakan Messenger di perangkat desktop untuk melakukan audio dan video call.
"Sekarang, aplikasi Mesenger untuk MacOS dan Windows hadir untuk perangkat desktop, yang mencakup panggilan video kelompok (group video call) tak terbatas," ujar Stan Chudnovsky, VP of Messenger dikutip dari keterangan resmi perusahaan.
Selain group video call, aplikasi ini juga mendukung multitasking, sehingga jendela percakapan (chat) dapat disembunyikan dan dimunculkan sembari mengakses aplikasi lain.
Ada pula fitur notifikasi untuk setiap pesan baru yang masuk. Namun tentu, pengguna diberi keleluasaan untuk menyalakan atau mematikan notifkasi.
(Dam/Why)