Liputan6.com, Jakarta - Zoom baru saja mengumumkan telah mengakuisisi Keybase, startup yang bergerak di bidang teknologi enkripsi.
Tidak disebutkan nilai akuisisi itu, tapi Keybase dikenal sudah mengembangkan sejumlah produk enkripsi termasuk file sharing dan piranti kolaborasi yang aman.
Dikutip dari Tech Crunch, Sabtu (9/5/2020), akuisisi ini dilakukan Zoom untuk memperkuat keamanan layanannya. Seperti diketahui, di tengah popularitasnya saat ini, isu keamanan masih menjadi persoalan yang dihadapi Zoom.
Advertisement
Oleh sebab itu, keamanan saat ini menjadi fokus perusahaan. Hal itu dijelaskan pula dalam blog perusahaan oleh CEO Zoom Eric Yuan. Dia menuliskan akusisi Keybase dilakukan untuk memberi tingkat keamanan lebih tinggi bagi pengguna.
Baca Juga
"Akuisisi ini menandai langkah Zoom dalam upayanya membuat platform komunikasi video yang benar-benar pribadi dan dapat digunakan hingga ratusan juta peserta, tapi di sisi lain juga fleksibel untuk berbagai keperluan," tutur Eric.
Sebagai hasil akuisisi ini, Eric menuturkan akan ada piranti enkripsi yang tersedia untuk seluruh pelanggan berbayar Zoom. Jadi, Zoom akan menawarkan pertemuan yang dilindungi teknologi end-to-end encryption.Â
"Pengguna log-in akan membuat identitas kriptografi publik yang disimpan dalam repositori di Jaringan Zoom, dan dapat digunakan untuk membangun hubungan yang terpercaya antar peserta rapat," tulisnya melanjutkan.
Usai akuisisi ini, Keybase akan menjadi anak perusahaan Zoom. Sementara Co-Founder Keybase Max Krohn akan memimpin tim insinyur keamanan Zoom, dan langsung berada di bawah Eric untuk membantu perusahaan membangun sistem keamanan di Zoom.
Dengan akusisi ini pula, hampir dua lusin karyawan Keybase yang kebanyakan insinyur keamanan akan menjadi karyawan Zoom. Kendati demikian, masa depan dari produk-produk Keybase masih belum diketahui, dan masih dalam tahap pembahasan lebih lanjut.
Zoom Rilis Fitur Anyar untuk Tangkal Zoombombing
Sebelumnya, Zoom juga telah mengumumkan akan mengimplementasikan fitur keamanan baru untuk mencegah terjadinya Zoombombing di platfomnya.
Sebagai informasi, Zoombombing merupakan aksi pihak tidak bertanggung jawab yang masuk dan mengacak-acak pertemuan yang berlangsung di Zoom.
Untuk itu, seperti dikutip dari Engadget, Rabu (6/5/2020), Zoom kini memungkinkan admin untuk mematikan Personal Meeting ID (PMI), yang biasanya digunakan sebagai akses untuk memulai atau masuk dalam pertemuan.
Dengan opsi ini, PMI atau tautan meeting tidak lagi berfungsi jika admin mematikannya. Jadi, risiko PMI digunakan untuk penyusup masuk dalam sebuah pertemuan dapat dikurangi.
Usai menghadirkan solusi ini, Zoom menyarankan admin untuk melakukan pembaruan. Sebagai gantinya, setiap pertemuan akan menggunakan meeting ID yang diacak, baik pertemuan yang terjadwal maupun instan.
Sementara bagi admin yang masih ingin menggunakan PMI, Zoom mengimbau mereka memanfaatkan sejumlah fitur tambahan untuk membuat pertemuan tetap aman dan nyaman.
Beberapa fitur itu adalah mengaktifkan meeting password, menyalakan waiting room, hingga membutuhkan autentikasi sebelum bergabung. Tidak hanya untuk admin, Zoom juga merilis sejumlah pembaruan keamanan bagi pengguna Basic.
Nantinya, fitur keamanan baru ini akan rilis mulai 9 Mei 2020, termasuk setelan keamanan bawaan (default). Fitur itu adalah password wajib untuk seluruh pertemuan, fitur waiting room jadi setelan bawaan untuk meeting dengan PMI, dan screen sharing secara bawaan hanya bisa diakses host.
Advertisement
Aplikasi Zoom 5.0 Resmi Mendarat, Diklaim Lebih Aman dan Kebal Zoombombing
Saat ini Zoom telah merilis aplikasi versi terbaru yaitu Zoom 5.0. Pembaruan ini hadir dengan sejumlah fitur keamanan dan privasi yang telah ditingkatkan, seperti enkripsi ACM 256-bit GCM yang membantu melindungi data saat dalam perjalanan.
Perusahaan juga memperkenalkan fitur kontrol baru seperti perutean data, di mana admin dapat memilih wilayah pusat data yang digunakan untuk melakukan video conference.
Ini merupakan pembaruan untuk menepis isu sebelumnya, di mana beberapa panggilan Zoom dialihkan ke China, yang mengarah ke masalah privasi.
Diwartakan Ubergizmo, Senin (27/4/2020), Zoom juga akan mengaktifkan Waiting Rooms dan kata sandi secara default untuk mengurangi potensi zoombombing.
Eric S. Yuan, CEOÂ Zoom, mengatakan langkah ini baru permulaan, di mana perusahaan berkomitmen untuk membangun bisnis dengan memberikan kebahagiaan kepada pelanggan.
"Kami akan mendapatkan kepercayaan pelanggan dan memberikan mereka kebahagiaan dengan fokus kami untuk menyediakan platform yang paling aman," ucap Eric.
(Dam/Isk)