Liputan6.com, Jakarta - Twitter baru saja mengumumkan cara baru untuk memberantas cuitan ngawur atau menyesatkan soal Covid-19. Kali ini, situs microblogging itu melakukannya dengan memanfaatkan fitur Labels.
Sebagai informasi, Labels pertama kali diperkenalkan pada awal tahun ini. Lewat fitur Labels, Twitter menandai kicauan berisi informasi yang dibuat-buat atau manipulatif, sehingga menimbulkan disinformasi dan dapat menyesatkan.
Kini fitur itu diperluas untuk kicauan yang membahas Covid-19. Jadi, seperti dikutip dari blog Twitter, Rabu (13/5/2020), twit berisi informasi menyesatkan soal Covid-19 akan ditandai dengan label khusus.
Advertisement
Baca Juga
Label itu berisi tautan ke laman kurasi Twitter atau sumber tepercaya lainnya yang memiliki informasi mengenai isi kicauan tersebut.
Twitter membagi konten menyesatkan soal Covid-19 dalam tiga kategori, yakni misleading information, disputed claims, dan unverified claims. Tiap konten nantinya akan mendapatkan tindakan berbeda tergantung pada kategorinya.
Sebagai informasi, tindakan paling tegas diberikan untuk konten dengan kategori misleading information, sebab ia tidak hanya diberi label, tetapi juga dapat disingkirkan dari Twitter.
"Kami akan terus memperkenalkan pelabelan baru agar sesuai dengan konteks sejumlah klaim atau rumor yang belum terverifikasi,"Â kata Public Policy Manager Twitter Nick Pickle dan Head of Site Integrity Twitter Yoel Roth.
Label juga berlaku untuk twit yang diunggah sebelum penerapan fitur ini. Upaya pendeteksian twit menyesatkan dilakukan Twitter dengan memantau proaktif konten yang berhubungan dengan Covid-19.
Selain itu, perusahaan juga bekerja sama dengan rekanan terpercaya untuk mengidentifikasi konten yang dapat berdampak juga di kehidupan offline.
Twitter Buka Akses Dataset Percakapan Covid-19 secara Real-Time
Sebelumnya, Twitter membuka akses terhadap dataset percakapan real-time seputar Covid-19 bagi peneliti dan pengembang.
Langkah ini, sebagaimana dikutip dari Venture Beat, Kamis (30/4/2020), merupakan bagian dari implementasi program Twitter Developer Labs yang dirilis perusahaan pada tahun lalu.
Selain itu, tren perusahaan, organisasi, dan negara di dunia yang berbondong-bondong mencari solusi teknologi untuk menangani pandemi Covid-19 juga berada di balik langkah ini. Sebut saja aplikasi pelacakan kontak dan gejala Covid-19.
Pada dasarnya inisiatif ini akan menampilkan puluhan juta twit terkait Covid-19 kepada pengembang dan peneliti yang mendapat persetujuan perusahaan.
Puluhan juta twit itu dapat menjadi data vital untuk menghasilkan wawasan dan mengidentifikasi tren yang antara lain dapat membantu pengembangan alat dan sumber daya baru guna mengatasi krisis ini.
Advertisement
Twitter Matikan Layanan SMS di Sejumlah Negara
Di sisi lain, Twitter mengumumkan telah mematikan fitur SMS. Fitur ini biasa digunakan pengguna untuk menerima atau mengirimkan twit melalui pesan teks SMS.
Kendati demikian, seperti dikutip dari The Verge, Twitter tidak mematikan fitur SMS ini secara keseluruhan. Fitur ini ternyata masih dipertahankan di beberapa negara yang masih banyak menggunakannya. Â
"Kami mematikan fitur pengingat Twitter dari SMS, kecuali di beberapa negara yang memang bergantung pada fitur ini," tutur juru bicara perusahaan.
Meski menyetop fungsi notifikasi via SMS, Twitter memastikan SMS penting seperti kode otentikasi tidak terpengaruh perubahan ini.
(Dam/Why)