Sukses

Huawei Bakal Rilis Smartwatch Mate?

Huawei mengajukan merek dagang untuk "Mate Watch" pada awal bulan ini di Tiongkok. Perusahaan pun diprediksi sedang menyiapkan varian smarwatch baru.

Liputan6.com, Jakarta - Huawei mengajukan merek dagang untuk "Mate Watch" pada awal bulan ini di Tiongkok. Perusahaan pun diprediksi sedang menyiapkan varian smarwatch baru.

Dilansir dari GSM Arena, Selasa (26/5/2020), smartwatch Huawei itu diprediksi akan menjadi varian terpisah dari Watch GT. Watch GT merupakan lini smartwatch Huawei yang ada saat ini.

Huawei Mate Watch disebut akan menjadi bagian dari seri flagship smartphone Mate. Pengajuan merek dagang Huawei Mate Watch sendiri dilakukan pada 6 Mei 2020.

Kendati demikian, sejauh ini belum ada pernyataan dari pihak Huawei mengenai Mate Watch. Informasi tentang hal tersebut diperkirakan akan kembali muncul di ranah internet.

2 dari 3 halaman

Bos Huawei Kritik Pemerintah AS

Huawei Rotating Chairman, Guo Ping, beberapa waktu lalu secara terbuka mengkritik pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam acara tahunan Huawei Global Analyst Summit. Ia menilai kebijakan pemerintah AS terhadap bisnis Huawei sebagai tindakan sewenang-wenang, dan berpotensi mengancam seluruh industri di dunia.

Huawei pada pekan lalu mendapatkan kabar buruk untuk bisnis mobile. Pelarangan Huawei berbisnis dengan perusahan-perusahaan AS diperpanjang selama satu tahun lagi.

Kebijakan ini diterapkan usai Presiden AS, Donald Trump, menandatangani executive order baru terkait ancaman keamanan nasional, dan hal ini terutama berpusat pada Huawei.

Setelah itu, Departemen Perdagangan AS juga mengeluarkan aturan ekspor baru yang secara efektif akan memangkas suplai chip global Huawei.

"Dalam upaya tanpa henti memperkuat cengkramannya pada perusahaan kami, pemerintah AS memutuskan untuk melanjutkan dan sepenuhnya mengabaikan keprihatinan banyak perusahaan dan asosiasi industri. Keputusan ini sewenang-wenang, serta merusak dan mengancam seluruh industri di dunia," ungkap Ping.

3 dari 3 halaman

Dampak Terhadap Bisnis

Ping mengatakan, aturan baru pemerintah AS tersebut akan memengaruhi bisnis perusahaan di ratusan negara.

"Aturan baru ini akan berdampak pada ekspansi, pemeliharaan, dan operasional berkelanjutan dari jaringan bernilai jutaan miliar dolar yang kami rilis di lebih dari 170 negara. Kami memperkirakan bisnis kami pasti akan terpengaruh. Kami akan mencoba semua yang kami bisa untuk mencari solusi," jelas Ping.

Bisnis Huawei menghadapi tantangan berat sejak tahun lalu. Namun, perusahaan disebut berhasil bertahan, dan bahkan meningkatkan R&D yang bertujuan untuk terus berbisnis tanpa mitra-mitra dari AS.

Ping juga memastikan bahwa bisnis Huawei tidak terganggu, serta rantai suplai dan kerja sama dengan mitra-mitra kunci akan terus tumbuh karena perusahaan akan menemukan solusi baru untuk tantangan ini.

(Din/Why)