Sukses

Facebook Messenger Kini Punya Fitur untuk Pantau Scammer

Facebook akan memanfaatkan machine learning untuk memantau aktivitas akun yang mencurigakan di Messenger.

Liputan6.com, Jakarta - Facebook baru saja mengumumkan kehadiran fitur keamanan baru untuk layanan Messenger. Lewat fitur baru ini, raksasa media sosial itu ingin memberantas scammer atau akun peniru yang ada di platformnya.

Dikutip dari Tech Crunch, Rabu (27/5/2020), Facebook akan memantau akun-akun yang memiliki aktivitas mencurigakan, seperti banyak meminta izin percakapan dalam waktu singkat atau mengirimkannya permintaan itu ke pengguna di bawah 18 tahun.

Untuk melakukannya, perusahaan memanfaatkan machine learning agar dapat mempelajari anomali semacam itu di platform Messenger.

Apabila ditemukan anomali dari sebuah akun, penerima pesan akan mendapatkan notifikasi untuk memblokir atau membiarkan pesan dari akun tersebut.

Facebook telah menggulirkan fitur ini secara terbatas untuk sejumlah pengguna Android, sementara pengguna iOS baru akan menerimanya dalam beberapa pekan ke depan.

Perusahaan mengatakan fitur ini hadir untuk melawan scammer atau peniru akun yang ada di Messenger. Selain itu, fitur ini dapat digunakan untuk melindungi pengguna remaja dari pelaku kejahatan.

Meski melakukan pemantauan aktivitas akun, Facebook memastikan fitur end-to-end encyrption tetap aktif. Karenanya, informasi atau pesan yang dikirim pengguna tidak dapat dapat diintip oleh operator manusia.

2 dari 3 halaman

Facebook Messenger Umumkan Fitur Video Call Mirip Zoom

Sebelumnya Facebook terus berupaya untuk meningkatkan layanan video call di aplikasi Messenger besutannya. Terbaru, raksasa media sosial itu menambahkan fitur anyar yang disebut-sebut mirip dengan kemampuan Zoom.

Dikutip dari The Verge, Sabtu (25/4/2020), fitur baru ini diberi nama Messenger Rooms. Sesuai namanya, fitur ini memungkinkan pengguna Messenger untuk terhubung secara virtual dengan lebih banyak partisipan hingga 50 orang.

Facebook memungkinkan kreator mengatur apakah Rooms dapat diakses secara terbuka atau membatasi ke partisipan yang mendapat undangan. Kreator Rooms juga dapat menyingkirkan partisipan yang dianggap mengganggu.

Tidak hanya itu, perusahaan juga membuka kanal pelaporan untuk tindakan terlarang yang dilakukan di Rooms. Nantinya untuk mengakses fitur ini, kreator dapat mulai memulainya dari aplikasi Facebook atau Messenger.

Pengguna yang ingin bergabung juga tidak perlu memiliki akun Facebook terlebih dulu. Meski baru dapat dibuat lewat Facebook, ke depannya perusahaan ingin fitur ini dapat diakses melalui Instagram Direct, WhatsApp, termasuk Portal.

Pengguna yang sudah tergabung dalam percakapan di Room dapat pula memanfaatkan filter augmented reality atau mengganti latar belakang. Meski tidak ada teknologi end-to-end encryption, perusahaan mengatakan tidak memantau percakapan yang dilakukan melalu fitur ini.

3 dari 3 halaman

Cara Kerja Messenger Rooms

Dikutip dari Messenger News Facebook, Jumat (15/5/2020), room bisa dibuat langsung dari layanan Messenger atau Facebook. Kemudian, pengguna bisa membagikan tautan untuk mengundang siapa pun bergabung, termasuk mereka yang tidak memiliki akun Facebook.

"Anda dapat memulai dan membagikan rooms di Facebook melalui News Feed, Groups, dan Events, sehingga mudah bagi Anda melakukannya kapan pun menginginkannya," demikian keterangan resmi dari Facebook.

Pengguna dapat melihat dan bergabung di dalam room, atau mengeluarkan orang dan menguncinya jika tidak ingin ada orang lain yang bergabung.

Untuk membuat room, pengguna harus mengunduh versi terbaru aplikasi mobile Facebook dan Messenger dari App Store atau Google Play Store. Selain itu, juga versi terbaru aplikasi Messenger Desktop dari Microsoft Store atau Mac App Store.

Para pengguna Facebook di dunia dapat membuat room dari Messenger. Sementara pengguna di Amerika Utara dapat membuatnya dari Facebook.

Facebook akan terus menambahkan lebih banyak fitur untuk Messenger Rooms dalam beberapa bulan mendatang.

"Kami berharap Messenger Rooms akan membuat orang di mana saja untuk lebih terhubung dengan orang yang mereka cintai, di mana pun mereka berada," ungkap Facebook.

(Dam/Why)