Liputan6.com, Jakarta - Google akhirnya bereaksi terhadap aksi unjuk rasa menentang tindakan rasialis yang sedang terjadi di Amerika Serikat. Hal itu diungkapkan oleh CEO Google, Sundar Pichai, melalui email pada para karyawan perusahaan.
Dalam surat tersebut, Sundar mengatakan dirinya sudah berbicara dengan pimpinan dari komunitas kulit hitam di perusahaan. Melalui pertemuan itu, mereka membahas beragam hal yang dapat dilakukan Google untuk berkontribusi dalam aksi tersebut.
"Kami mendiskusikan banyak ide, dan kami sedang berupaya menempatkan energi dan sumber daya perusahaan untuk mendukung hal tersebut," tulis Sundar seperti dikutip dari blog resmi perusahaan, Kamis (4/6/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sundar mengatakan Google menunjukkan komitmen dukungan dengan beberapa cara. Salah satunya adalah memberikan pendanaan sebesar USD 12 juta pada organisasi yang menaruh perhatian pada pengentasan kesenjangan ras.
"Hibah pertama kami masing-masing sebesar USD 1 juta akan diberikan pada mitra jangka panjang kami di Center for Policing Equity dan Equal Justice Initiative. Kami juga akan memberikan dukungan teknis melalui program Google.org Fellows," tulisnya menjelaskan.
Menurut Sundar, inisiatif ini juga dibangun dengan donasi yang sudah dilakukan Google selama lima tahun terakhir untuk mendukung keadilan ras. Adapun jumlah tersebut mencapai USD 32 juta.
Tidak hanya itu, ada pula tambahan sumbangan sebesar USD 2,5 juta yang berasal dari para karyawan Google. "Ini menujukkan kampanye dukungan terbesar dari karyawan Google dalam sejarah perusahaan, baik dari jumlah yang dikumpulkan maupun partisipasi," ujarnya.
Terakhir, Google juga mengajak para karyawannya mengheningkan cipta selama 8 menit 46 detik. Durasi itu dipilih sebab mengenang waktu-waktu terakhir George Flyod sebelum meninggal.
Aksi Protes di AS Bikin Google Tunda Pengumuman Android 11 Beta
Sebelumnya, Google berencana untuk mengungkap sejumlah fitur baru yang akan hadir di Android 11 pada 3 Juni mendatang. Namun, pengumuman fitur baru di Android 11 beta ini bakal ditunda.
Dalam sebuah kicauan di Twitter yang diunggah pada Jumat lalu, akun pengembang Android mengumumkan penundaan pengumuman Android 11.
"Kami sangat bersemangat untuk memberitahu lebih banyak mengenai Android 11. Namun, saat ini bukanlah waktu yang tepat untuk merayakannya. Kami akan kembali dengan lebih banyak informasi tentang Android 11, segera," kata Google, sebagaimana dikutip dari The Verge, Selasa (2/6/2020).
Meskipun Google tak secara langsung menyebutkan apa alasannya, The Verge menyebut hal ini karena banyaknya kota di Amerika yang diwarnai aksi protes, penjarahan, dan pembakaran.
Advertisement
Aksi Protes Meluas
Aksi protes di sejumlah kota di Amerika Serikat ini merupakan buntut atas kematian pria bernama George Floyd di Minnesota. Kerusuhan dan protes pun menyebar ke berbagai area lainnya.
Bahkan, The Bay area, tempat Google dan karyawannya berkantor juga terkena imbas konflik besar di San Jose dan Oakland pada malam saat Google menyebut acara tersebut.
Pemberontakan dan aksi protes tersebut menjadi sangat serius dalam beberapa hari terakhir.
Di mana, FBI tak hanya menerbangkan pesawat Predator tak bersenjata di Minneapolis, unggahan twit Presiden Trump mengenai penjarahan pun dihapus oleh Twitter karena dianggap memicu kekerasan.
Dengan kondisi saat ini, Google menyadari, pengguna pasti sangat bersemangat menantikan kehadiran fitur-fitur baru di Android 11. Namun, dalam tataran kemanusiaan, penundaan peluncuran Android 11 beta merupakan hal yang sangat masuk akal.
(Dam/Ysl)