Liputan6.com, Jakarta - Usai mendaftarkan domain aksara Jawa (Hanacaraka) ke Internet Corporation for Assigned Names and Numbers (ICANN) selaku pengelola domain di seluruh dunia, Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI) berencana akan mendaftarkan enam aksara daerah lainnya.
Antara lain aksara Sunda, Bali, Rejang, Batak, Bugis, dan Makassar. Terkini, PANDI bakal mendaftarkan nama domain beraksara Pegon.
Aksara Pegon sendiri merupakan abjad Arab yang dimodifikasi untuk menuliskan bahasa Jawa, Madura, dan Sunda.
Advertisement
Baca Juga
Kata Pegon berasal dari kata dalam bahasa Jawa, pégo yang berarti "menyimpang". Dikatakan menyimpang karena bahasa Jawa yang ditulis dalam huruf Arab merupakan sesuatu yang dianggap tak lazim.
Ketua PANDI Yudho Giri Sucahyo mengungkap latar belakang pendaftaran aksara Pegon ke ICANN sebagai Internationalized Domain Name (IDN) adalah karena aksara tersebut erat kaitannya dengan Indonesia, yang mayoritas muslim.
"Aksara Pegon ini adalah sebuah Aksara yg digunakan secara luas di kalangan umat muslim Indonesia, khusus-nya masih diajarkan dan digunakan di komunitas pesantren," kata Yudho melalui keterangannya, Senin (15/6/2020).
Selain menjadikan IDN, PANDI juga akan membuat lomba pembuatan situs web berdomain Aksara Pegon, dengan sebagian atau seluruh isi kontennya menggunakan Aksara Pegon.
Â
Jadwal Pendaftaran
Mohamad Shidiq Purnama, CRO PANDI menjelaskan untuk lomba Aksara Pegon tersebut akan dimulai di minggu ketiga bulan ini.
"Untuk pendaftaran akan dimulai di minggu ketiga (Juni), dan akan ditutup tanggal 21 Agustus 2020. Batas akhir submit website sampai tanggal 20 November, sedangkan pengumuman pemenang akan kita lakukan di 18 Desember mendatang," terang Shidiq.
Shidiq menambahkan untuk informasi lomba bisa didapat diseluruh platform sosial media PANDI, dan submit pendaftaran bisa mengunjungi tautan s.id/lombaaksarapegon.
Â
Advertisement
Dukungan dari Komunitas
Rencana untuk meng-IDN-kan aksara Pegon dan lomba membuat website dengan aksara Pegon mendapat dukungan dari Lembaga Seni Budaya Muslimin Indonesia (LESBUMI) yang berada di bawah naungan Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU).
Sebelumnya, LESBUMI pernah menerbitkan secara resmi "Saptawikrama" ke dalam 13 aksara dan 5 bahasa daerah termasuk, Jawa, Sunda, Batak, Rejang, Bugis, Kawi, dan Pegon. "Saptawikrama adalah tujuh strategi kebudayaan yang merupakan pijakan LESBUMI dalam memajukan kebudayaan dan kesenian di Indonesia," terang Ketua LESBUMI, K. Ng. H Agus Sunyoto dalam rilisnya.
K. Ng. H Agus Sunyoto berpandangan bahwa program PANDI senada dengan strategi yang dijalankan LESBUMI.
"Itu bagus, lomba membuat website dengan konten Arab Pegon. Banyak Manuskrip Islam Nusantara yang ditulis dalam aksara Arab Pegon," paparnya.
Ia menambahkan, literatur kitab-kitab di pesantren juga menggunakan aksara Arab Pegon, juga makalah dan tulisan lepas santri dan ribuan Koleksi Manuskrip LESBUMI PBNU.
(Isk/Why)
Â