Sukses

Google Meet Hadirkan Fitur Baru untuk Saingi Zoom dan Microsoft Teams

Tak ingin ketinggalan dari Zoom dan Microsoft Teams, Google Meet akan kedatangan sejumlah fitur baru.

Liputan6.com, Jakarta - Google Meet diyakini sedang mengembangkan fitur baru yang disebut-sebut menyerupai pesaingnya, yakni Zoom dan Microsoft Teams.

Dilaporkan 9to5 Google, Minggu (28/6/2020), salah satu fitur baru itu adalah kemampuan menambahkan gambar atau efek blur di latar belakang saat melakukan panggilan video.

Seperti di platform konferensi video lainnya, pengguna nanti akan dapat memilih gambar milik mereka sendiri atau memilih dari beberapa gambar background yang disediakan.

Tak hanya itu, Google juga mengonfirmasi pengguna dapat mengaktifkan caption secara real-time, low-light mode, hand-raising, dan tampilan yang mendukung hingga 49 peserta dalam update Meet versi konsumer di masa mendatang.

Raksasa mesin pencari itu tidak mengungkap kapan pembaruan tersebut digulirkan, tetapi kabarnya mereka sudah menguji coba fitur tersebut di Google Meet versi edukasi dan korporat.

 

2 dari 3 halaman

Google Meet Terintegrasi di Gmail

ilustrasi google meet aplikasi lebaran/meet.goole.com

Lebih lanjut, Google sudah mengintegrasikan layanan Meet ke Gmail semenjak bulan lalu.

Perusahaan menambahkan tautan di kolom samping kiri, dan kemampuan untuk konferensi video hingga 100 orang tanpa batas waktu bagi siapa pun yang memiliki akun Google.

Adapun fitur ini ditambahkan Google untuk mengejak ketinggalan mereka dengan layanan video konferensi populer saat pandemi Covid-19 ini, yaitu Zoom.

3 dari 3 halaman

Fitur Baru Google Meet untuk Dukung Kelas Virtual

Ilustrasi Google Meet (Doc. Google)

Salah satu peningkatan yang ada di Google Meet untuk G Suite for Education maupun G Suite Enterprise for Education adalah memungkinkan tenaga pengajar mengontrol kelas virtual yang mereka adakan.

"Seperti biasa, prioritas pertama kali adalah menjaga pertemuan itu tetap aman dan nyaman," tutur Product Manager Google Meet Arpit Guglani seperti dikutip dari blog Google, Jumat (26/6/2020).

Melalui kontrol ini, pengajar bisa lebih mudah untuk mengatur peserta yang dapat bergabung. Jadi, apabila ada peserta yang sudah ditolak masuk, mereka tidak bisa meminta izin lagi untuk masuk dalam sebuah pertemuan.

Selain itu, tampilan permintaan izin ini atau dikenal sebagai knocks dibuat agar tidak mengganggu pengajar.

Kini, Google Meet juga memungkinkan pengajar mengakhiri pertemuan bagi seluruh peserta, sehingga tidak ada peserta yang masih aktif meski pertemuan sudah usai.

Selanjutnya, Google mengatakan bakal memblokir akses bagi peserta anonim yang ingin masuk dalam pembelajaran virtual semacam ini. Namun tetap ada opsi bagi sekolah mengizinkan peserta anonim hadir sebagai partisipan.

(Ysl/Isk)