Sukses

LG Bakal Produksi Baterai untuk Tesla di Korsel

LG berencana memulai produksi baterai untuk kendaraan Tesla di pabriknya yang ada di Korea Selatan (Korsel). Proses produksi akan dimulai pada tahun ini.

Liputan6.com, Jakarta - LG melalui LG Chem berencana memulai produksi baterai untuk kendaraan listrik Tesla di pabriknya yang ada di Korea Selatan (Korsel). Proses produksi akan dimulai pada tahun ini.

Dilansir dari Reuters, Senin (6/7/2020), produksi di pabrik LG Chem ini disebabkan Tesla menambah pesanan untuk memenuhi permintaan konsumen. Selain LG Chem, Tesla juga meminta penyuplai lain untuk menambah produksi.

"Tesla tidak hanya meminta LG Chem, tapi juga penyuplai lain untuk menambah suplai karena penjualan mobil berjalan dengan baik," kata seorang sumber seperti dikutip dari Reuters.

LG Chem disebut mengubah beberapa produksinya di Korsel agar bisa memproduksi baterai untuk Tesla. Pabrik LG Chem di Nanjing, Tiongkok, sebelumnya sudah membuat baterai untuk Tesla.

Tesla menambahkan LG Chem dan CATL dari Tiongkok sebagai penyuplai baterai untuk pabriknya yang berada di Shanghai. Tesla sendiri menjalankan pabrik baterai bersama dengan Panasonic Corp di AS.

2 dari 3 halaman

Dibanderol Rp1 Miliaran, Ini Alasan Orang Kaya Beli Mobil Listrik Tesla

Sejak resmi meluncur di Indonesia, mobil listrik Tesla sukses menarik perhatian karena dinilai memiliki beragam fitur canggih dan lebih ramah lingkungan. Sederet artis dan pengusaha memilih Tesla sebagai salah satu kendaraan mewah yang terparkir di garasi rumah.

Melihat hal tersebut, Presiden Direktur Prestige Motorcars, Rudy Salim, menjelaskan alasan mobil asal Amerika Serikat tersebut menjadi pilihan konsumen Tanah Air.

"Bebas ganjil genap ya kalau di Jakarta mobil listrik itu. Mobil listrik ini juga lebih hemat dari sisi bahan bakar bila dibandingkan dengan mobil konvensional," kata Rudy.

3 dari 3 halaman

Alasan Lain

Selain itu, penggunaan mobil listrik saat ini menjadi kontribusi penting mengurangi polusi udara karena gas buang yang dihasilkan kendaraan berbahan bakar fosil. "Kalau mobil konvensional bensinnya bisa Rp4 juta sebulan, sedangkan mobil listrik paling Rp 400 ribu," ujar Rudi.

Terkait harga, Rudy juga menegaskan bila banderol yang diberikan pada Tesla masih berada di level mobil Eropa.

"Harga juga belum terlalu mahal. Masih sama dengan harga Mercedes-Benz dan BMW," tuturnya.

Saat ini terdapat Tesla Model 3, S dan X yang dijual Prestige Motorcars. Menjadi yang termurah, Model 3 memiliki banderol di atas Rp1 miliar.

Terkait biaya pengisian, untuk daya baterai dari nol sampai penuh, diperlukan sekira Rp70.000 dengan estimasi waktu pengisian selama empat jam.

(Din/Why)