Liputan6.com, Jakarta - SoftBank menggunakan teknologi dari Ericsson untuk menghadirkan cloud-native 5G Core untuk Standalone Network mereka.
Solusi teknologi yang terdiri dari Ericsson Cloud Packet Core, Ericsson Cloud Unified Management and Policy, serta Ericsson NFVI tersebut akan berperan penting dalam transformasi operasional SoftBank.
Advertisement
Baca Juga
"Jepang adalah pasar telekomunikasi 5G terkemuka dan bersama-sama dengan Ericsson, kami sedang membangun platform inovasi baru untuk negara ini," ujar Keiichi Makizono, Wakil Presiden Senior, CIO SoftBank dalam keterangan tertulis.
Melalui kemitraan baru, kata Keiichi, mereka akan "memperluas cakupan kemitraan jangka panjang dan menyediakan platform berkualitas tinggi dan tahan masa depan yang memungkinkan gelombang inovasi baru bagi masyarakat Jepang."
Luca Orsini, Kepala Ericsson Jepang, menyebut cloud-native 5G Core ini menawarkan arsitektur layanan mikro berbasis kontainer.
"Layanan kami akan membantu SoftBank untuk mengembangkan model bisnis baru ke arah konsumen, perusahaan dan mitra industri serta untuk beralih ke efisiensi operasional jaringan tingkat berikutnya," tutur Luca.
Ericsson saat ini memiliki 99 perjanjian atau kontrak 5G komersial dengan operator dan mendukung 54 jaringan 5G langsung di seluruh dunia.
Solusi AIR dari Ericsson Percepat Penerapan 5G di Pita Frekuensi Sedang
Penyedia layanan komunikasi saat ini dapat menerapkan jaringan 5G di pita frekuensi sedang lebih cepat dan dalam skala lebih luas. Hal itu bahkan dilakukan tanpa perlu menambah footprint, berkat dua solusi Antenna-Integrated Radio (AIR) Ericsson terbaru.
Hybrid AIR dan Interleaved AIR merupakan solusi termutakhir di portofolio Ericsson Radio System, yang meningkatkan produk 5G perusahaan. Perusahaan asal Swedia itu memahami keterbatasan ruang fisik di beberapa menara BTS menjadi tantangan bagi penyedia layanan komunikasi, yang hendak melakukan ekspansi jaringan untuk menerapkan 5G.
Solusi AIR diklaim mampu mengatasi masalah tersebut dan memungkinkan penyedia layanan komunikasi mengelola lokasi dan menara BTS makro kian kompleks. Selain itu, solusi ini juga disebut dapat mengurangi footprint dan biaya optimasi jaringan.
"Di beberapa lokasi jaringan, ukuran perangkat adalah segalanya. Penyedia layanan komunikasi secara global sering memiliki kemungkinan terbatas dalam menambah ruang fisik yang sudah penuh dengan peralatan jaringan. Mereka membutuhkan solusi yang sesuai dengan ketersediaan ruang yang ada saat ini selagi tetap memberikan kinerja luar biasa," ujar Per Narvinger, Head of Product Area Networks, Ericsson dikutip dari keterangan perusahaan, Kamis (16/7/2020).
Selain itu, kata Per, solusi ini tidak mengharuskan ruang fisik tambahan di lokasi.
"Saat diimplementasikan dengan teknologi Massive MIMO, penyedia layanan komunikasi dapat mengimplementasikan 5G di pita frekuensi sedang dengan solusi baru ini yang lebih cepat dan dalam skala lebih besar," tutur Per menjelaskan.
Advertisement
Cara Kerja
Paduan teknologi antena Kathrein Mobile Communication, Hybrid AIR dan Interleaved AIR dapat mengaktifkan 5G di pita frekuensi sedang melalui penggabungan AIR dengan multiband passive antenna technology pada satu bidang fisik perangkat.Â
Simulasi perhitungan para ahli Ericsson menunjukkan peningkatan ke Hybrid AIR atau Interleaved AIR dengan Massive MIMO dapat menghasilkan kapasitas pita lebar seluler tujuh kali lebih besar daripada yang saat ini tersedia dari antena multiband.
Peningkatan kapasitas berasal dari efisiensi spektral Frequency Division Duplex (FDD) yang ditingkatkan, pita FDD baru, dan tambahan Massive MIMO di pita frekuensi sedang. Solusi AIR baru juga meningkatkan kapasitas 4G.