Liputan6.com, Jakarta - Pandemi Covid-19 telah mengubah kehidupan manusia dalam berbagai bidang, tak terkecuali dalam hal menikmati esports. Meski tidak terdampak parah seperti kejuraan olahraga lainnya, turnamen esports juga terdampak pandemi Covid-19.
Baca Juga
Advertisement
Diungkapkan oleh CEO Tim Esports Rex regum Qeon (RRQ), Andrian Pauline, dampak paling besar yang dirasakan oleh dunia esports adalah terkait format pertandingan atau turnamen.
"Impact paling besar (dari pandemi Covid-19) adalah pada saat grand final karena biasanya pertandingan menggunakan format offline dan saat penyisihan formatnya online. Karena kondisi pandemi, ini harus menyesuaikan," kata Andrian dalam live streaming Gamers In Action yang digelar oleh Liputan6.com di platform TikTok, Selasa (21/7/2020).
Kendati demikian, Andrian menilai, esports termasuk lebih beruntung ketimbang cabang olahraga lainnya yang harus menghentikan aktivitas pertandingan secara keseluruhan. Turnamen esports, menurut Andrian masih bisa dilakukan di tengah pandemi dengan menggunakan dua opsi format.
"Bisa melakukan turnamen dalam format pertandingan offline tapi tidak pakai penonton, seperti pertandingan Liga Inggris dan seperti liga Eropa lainnya," kata Andrian.
Turnamen digelar Offline
Sebagai CEO tim esports terkemuka di Indonesia, Andrian memang berharap ada turnamen offline meski tidak ada penonton yang menonton langsung.
"Kalau misalnya hanya beberapa tim dengan protokol kesehatan yang ketat, seharusnya bisa dilakukan. Memang tidak ada penjualan tiket, tetapi ini bagus untuk engagement brand esports sekaligus bisa menghibur fans di rumah," ujar Andrian.
Meski tak ada penonton, Andrian mengatakan, dalam jangka waktu ke depannya turnamen-turnamen ini bisa membawa manfaat untuk tim-tim esports. Salah satunya dalam hal engagement dan branding.
Format turnamen esports lain yang bisa digelar, menurut Andrian adalah turnamen yang seluruhnya digelar online. Jadi, tak ada acara offline, semuanya dipertandingkan secara online di tempat masing-masing dengan penonton yang juga menonton dari platform live streaming.
"Dengan turnamen online, tiap penyelenggara pertandingan memang tidak bisa mengawasi secara langsung, tapi bisa menggunakan kamera untuk memantau peserta, takut yang main orang lain jadi diawasi," katanya.
Advertisement
Antusiasme Fans
Tentu jika turnamen esports digelar online di masa pandemi, penonton pun hanya bisa menonton secara live streaming. Dengan begitu, kekurangannya adalah antusiasme atau bentuk selebrasi yang berbeda ketimbang sebelumnya.
"Untuk fans pengaruhnya lebih ke bentuk perayaannya. Yang tadinya bisa foto bareng atau minta tanda tangan jadi nggak bisa. Yang pasti, pengalaman ketika menyaksikan langsung itu beda dengan nonton di live streaming," katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Ketua Indonesia Esports Association (IESPA), Andrew Tobias menyebut, untuk kelas dunia, turnamen IeSF World Camphionship 2020 pun dirancang untuk digelar offline sembari ditayangkan online mengingat pandemi Covid-19 yang masih dirasakan oleh seluruh dunia.
"Ini masih dilihat perkembangannya. apakah saat digelar offline, masih ada pandemi atau tidak," katanya.
Perlu Pertimbangkan Banyak Faktor
Andrew memberikan pandangannya terkait dengan gelaran turnamen esport melalui platform live streaming. Menurutnya memang di masa pandemi, baik pengembang gim, platform live streaming, dan industri gim secara luas akan mengalami perkembangan.
Andrew meyakini, dari segi traffic active user pun diyakini mengalami peningkatan. Namun masalahnya, jika fenomena ini berlangsung lama, yang akan terjadi adalah penonton mulai bosan. Makanya penyelenggara turnamen perlu mengantisipasi sejumlah hal.
"Beberapa fenomena harus diantisipasi, kalau sekarang traffic active user meningkat, bagaimana jika penonton bosan, active user akan turun, pihak sponsor akan lebih selektif (memberikan sponsorship). Jadi perlu diperhatikan strateginya untuk membuat ekosistem berjalan saat pandemi," kata Andrew.
(Tin/Ysl)
Advertisement