Liputan6.com, Jakarta - Pascaperetasan yang menimpa banyak akun dari tokoh ternama, Twitter secara berkala mengabarkan perkembangan investigasi mereka.
Terkini, Twitter mengonfirmasi bahwa peretas telah mengakses Direct Messages dari 36 akun yang menjadi korban di insiden ini.
Advertisement
Baca Juga
"36 merupakan jumlah akun di mana para peretas mengambil alih akun tersebut dan melihat Direct Messages mereka," kata perusahaan melalui akun Twitter Support (@TwitterSupport).
To recap: 🔹130 total accounts targeted by attackers🔹45 accounts had Tweets sent by attackers🔹36 accounts had the DM inbox accessed🔹8 accounts had an archive of “Your Twitter Data” downloaded, none of these are Verified
— Twitter Support (@TwitterSupport) July 23, 2020
Singkat kata, perusahaan menyatakan secara akumulatif ada 130 akun yang telah menjadi target peretas.
Ketika peretas mengambil alih kendali, mereka telah menuliskan twit dari 45 akun dan mengakses kotak Direct Messages dari 36 akun.
Kemudian peretas juga berhasil mengunduh "Your Twitter Data" dari 8 akun, tetapi perusahaan menyebut kedelapan akun itu bukan akun centang biru.
Twitter Nonaktifkan Cuitan Donald Trump Karena Pelanggaran Hak Cipta
Sebelumnya Twitter menonaktifkan video bergaya kampanye yang diunggah oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, pada Sabtu lalu. Hal tersebut dilakukan karena adanya keluhan pelanggaran hak cipta.
Dilansir dari Reuters, Senin (20/7/2020), video yang memasukkan musik dari grup Linkin Park telah menghilang dari feed Trump pada Sabtu malam.
Terdapat keterangan "This media has been disabled in response to a report by the copyright owner" atau "Media ini telah dinonaktifkan sebagai tanggapan terhadap laporan oleh pemilik hak cipta."
Advertisement
Laporan DMCA
Twitter menghapus video yang ditwit ulang (retweet) oleh Trump dari Direktur Media Sosial White House, Dan Scavino. Penghapusan tersebut dilakukan setelah menerima pemberitahuan terkait Digital Millennium Copyright Act (DMCA)dari Machine Shop Entertainment.
Machine Shop Entertainment merupakan induk usaha dari Machine Shop Records yang menaungi Linkin Park. Perusahaan tersebut sekaligus juga didirikan oleh anggota Linkin Park.
"Kami menanggapi keluhan hak cipta valid yang dikirimkan kepada kami oleh pemilik hak cipta, atau perwakilan resmi mereka," jelas perwakilan Twitter dalam penyataannya melalui email.