Sukses

Terdampak Pandemi, Facebook Siap Bantu Pelaku UKM Bangkit

Hasil survei yang dilakukan Facebook menunjukkan ada beberapa hal yang terdampak pada pelaku UKM selama masa pandemi ini.

Liputan6.com, Jakarta - Usaha Kecil dan Menengah telah menjadi salah satu inti komunitas di Facebook. Peran mereka sebagai penggerak roda perekonomian global telah menciptakan lapangan kerja dan juga berkontribusi dalam pertumbuhan ekonomi setiap negara.

Namun saat ini, pelaku UKM tengah menghadapi tantangan mengingat pandemi Covid-19 tidak hanya berdampak pada kesehatan, melainkan juga krisis ekonomi.

Karenanya, Facebook bekerja sama dengan Bank Dunia dan Organisation for Economic Co-operation and Development untuk melakukan survei.

Survei yang dilakukan selama enam bulan ini ke depan ini akan melihat cara pelaku UKM melakukan penyesuaian dalam menghadapi krisis.

Menurut Kepala Kebijakan Publik untuk Facebook di Indonesia, Ruben Hattari, survei menunjukkan para pelaku UKM begitu terpukul dengan kondisi pandemi ini.

"Setelah setelah melakukan survei kepada lebih dari 30.000 pemilik bisnis UKM di lebih dari 50 negara, kami menemukan bahwa mereka begitu terpukul dan sangat membutuhkan bantuan,” tuturnya melalui keterangan resmi yang diterima, Jumat (24/7/2020).

Survei menunjukkan 50 persen pelaku UKM di Indonesia yang berada di platform Facebook telah mengurangi jumlah karyawan sebagai dampak dari pandemi Covid-19. Para pelaku ini juga mengalami dampak dari sisi pendapatan.

"53 persen bisnis UKM di Indonesia yang ada di platform Facebook melaporkan penjualan mereka dalam 30 hari terakhir lebih rendah dari tahun sebelumnya pada periode yang sama," tulis Facebook dalam survei yang dilakukannya. 

Tantangan lain yang juga dihadapi para pelaku UKM adalah mempertahankan arus kas. Ada 15 persen pelaku UKM di Indonesia mengaku pengaturan arus akan menjadi tantangan berat dalam beberapa bulan ke depan.

2 dari 3 halaman

Perubahan Pola Konsumsi dan Adaptasi Pelaku Bisnis

Kondisi ini membuat para pelaku bisnis harus mulai beradaptasi dan melakukan perubahan. Salah satunya adalah tren konsumsi di masa pandemi ini yang lebih mengarah pada belanja online.

Oleh sebab itu, pelaku bisnis diharapkan dapat mulai lebih serius menggarap bisnis mereka di platform digital. Perubahan ini dirasakan oleh sejumlah pelaku bisnis UKM yang ada di platform Facebook.

"Di Indonesia sendiri, 56 peren bisnis kecil dan menengah yang berada di Facebook melaporkan lebih dari 25 persen penjualan mereka terjadi di ranah digital selama beberapa bulan terakhir," tulis survei ini.

3 dari 3 halaman

Komitmen Facebook Bantu Pelaku UKM

Berbekal hasil survei tersebut, Facebook pun terus berkomitmen untuk memperkuat aktivitas jual beli yang digerakkan komunitas, sekaligus membangun solusi bagi para pelaku usaha di ranah digital.

Terlebih, menurut Ruben, komunitas yang ada di platform Facebook terhubung sangat erat dengan aktivitas jual beli dan mereka ingin aktivitas tersebut terus digerakkan oleh hubungan maupun interaksi dalam platform.

"Tugas kami sebagai platform adalah meningkatkan aktivitas tersebut agar para pelaku UKM dan orag yang menggunakan platform kami mendapatkan pengalaman lebih nyaman ketika melakukan jual beli, memudahkan pelaku UKM menjual barang merekan, dan lebih aman untuk bertransaksi," tutur Ruben.

Hal itu didukung pula dengan kegiatan jual beli di dalam plaftform Facebook sebenarnya bukan hal baru. Selama lebih dari 15 tahun, jejaring sosial ini telah membangun komunitas yang lalu mendorong terjadinya kegiatan jual-beli secara alami.

Oleh sebab itu, survei yang dilakukan Facebook ini diharapkan dapat membantu mengidentifikasi area yang perlu mendapat dukungan. "Ini adalah masal sulit bagi bisnis di seluruh dunia, tapi Facebook bertekad untuk melakukan semua yang kami bisa untuk membantu mereka," tulis Facebook dalam survei.

(Dam/Ysl)

Video Terkini