Liputan6.com, Jakarta - Presiden AS Donald Trump mengumumkan bakal memblokir aplikasi berbagi video kreatif asal Tiongkok, TikTok, di AS.
Kepada media, Presiden Trump menyebut, dirinya akan menandatangani perintah eksekutif paling cepat hari Sabtu waktu setempat. Demikian dikutip dari BBC, Sabtu (1/8/2020).
Advertisement
Baca Juga
Sekadar informasi, dalam beberapa bulan terakhir, pemerintah AS begitu khawatir akan keamanan aplikasi TikTok yang dimiliki oleh perusahaan Tiongkok ByteDance. Pemerintah AS menduga, TikTok mengumpulkan data pribadi orang Amerika.
Sementara itu, TikTok berkali-kali menampik tudingan tersebut. Bahkan TikTok mambantah bahwa perusahaannya dikendalikan dan berbagi data dengan pemerintah Tiongkok.
Aplikasi TikTok begitu populer di AS. TikTok disebut-sebut punya lebih dari 80 juta pengguna aktif bulanan di Amerika Serikat. Makanya, pemblokiran TikTok oleh pemerintah Trump ditengarai bakal jadi pukulan besar bagi ByteDance.
"Sejauh menyangkut TikTok, kami melarang mereka dari Amerika Serikat," kata Presiden Trump kepada wartawan di jet kenegaraan AS, Air Force One, dikutip dari BBC.
TikTok Ogah Komentar
Sayangnya, sampai berita ini dimuat, belum jelas bagaimana larangan itu ditegakkan dan otoritas apa yang dimiliki Trump untuk memblokir TikTok. Tidak jelas bagaimana pemblokiran dilakukan dan tantangan hukum apa yang dihadapinya.
Pada saat yang hampir bersamaan, perusahaan software terkemuka asal AS, Microsoft disebut-sebut tengah melakukan pembicaraan terkait pembelian TikTok dari ByteDance.
Juru bicara TikTok menolak berkomentar atas pemblokiran TikTok di AS. Namun, menurutnya, perusahaan tetap percaya diri akan kesuksesan TikTok dalam jangka panjang di AS.
Langkah pemblokiran TikTok di Amerika ini seiring dengan meningkatnya ketegangan antara pemerintah Trump dengan Tiongkok karena sejumlah masalah.
Salah satu masalah terbesar keduanya adalah karena peragang dagang antara keduanya hingga masalah terkait wabah Covid-19.
Advertisement
CEO TikTok Berkomitmen Patuhi Aturan AS
Sebelumnya pada Rabu lalu, CEO TikTok Kevin Mayer memastikan bahwa TikTok berkomitmen untuk jadi tempat yang aman bagi jutaan remaja Amerika.
TikTok, kata Mayer, juga terus memperbaiki diri dan mengambil langkah yang diperlukan agar bisa diterima di AS.
"TikTok menjadi target terbesar, tetapi kami bukanlah musuh. TikTok mengambil langkah besar untuk mendorong percakapan yang lebih dalam, algoritma yang transparan, serta moderasi konten untuk mematuhi aturan," katanya.
Mayer mengatakan, TikTok berkomitmen untuk mengikuti aturan hukum di AS. Agar diterima di sana, TikTok juga menghadirkan pusat data dan moderasi yang transparan dan dapat dipertanggungjawabkan.
"Para ahli bisa mengawasi kebijakan moderasi kami dan mengawasi kode-kode yang menjalankan algoritma kami," tuturnya.
TikTok juga berkomitmen membantu para kreator di AS dengan mengalokasikan USD 200 juta untuk Creator Fund. Dalam tiga tahun ke depan dana ini juga ditargetkan akan meningkat hingga USD 1 miliar.
Di Amerika sendiri, TikTok menyebut, pihaknya telah menciptakan 10.000 lapangan pekerjaan.
(Tin/Isk)