Sukses

Haruskah Kamu Melakukan Safely Remove Saat Cabut Flashdisk dari Komputer?

Banyak yang berpikir jika ingin mencabut flashdisk, tak perlu repot-repot melakukan safety remove. Benarkah?

Liputan6.com, Jakarta - Saat ingin mencabut flashdisk dari komputer, sebagian besar orang melakukan 'safety remove' atau 'eject' agar lebih merasa aman.

Sejumlah kalangan mengklaim, kalau tidak melakukan hal tersebut flashdisk atau komputer akan rusak. Parahnya lagi, data dalam flashdisk kemungkinan akan hilang.

Pun demikian, tak sedikit pula orang tak percaya dengan fitur tersebut. Banyak yang berpikir jika ingin mencabut flashdisk, tak perlu repot-repot melakukan 'safety remove'.

Benarkah demikian? Mengutip Merdeka.com, Selasa (4/8/2020), sebenarnya sistem operasi komputer menganggap flashdisk adalah sebuah objek yang bisa dipercaya alias sebuah drive yang tidak tiba-tiba berganti atau hilang.

Ketika membaca atau menuliskan sebuah file di drive, sistem operasi menganggap drive tersebut akan selalu dapat diakses, tidak tiba-tiba hilang di tengah-tengah membaca atau menuliskan sesuatu di dalamnya.

 

2 dari 4 halaman

Sudah Jadi Perangkat Mobile

Hal itu membuat drive yang tiba-tiba tidak terakses ketika file sedang ditulis, maka data akan hilang selamanya.

Saat ini zaman sudah berganti, di mana flashdisk atau flash drive diciptakan memang untuk ditancapkan dan dicopot secara mobile.

Sistem operasi sudah beradaptasi dengan hal tersebut. Namun meski sudah beradaptasi, jika kita mencabut flash ketika file sedang di-copy, file tetap akan rusak atau hilang.

Namun ketika kita sedang tidak melakukan apa-apa terhadap flash drive, cukup aman untuk mencabutnya.

 

3 dari 4 halaman

Apa Gunanya Safely Remove?

Fitur 'safely remove' hanyalah sebuah peringatan untuk sistem operasi agar hal yang tidak diinginkan tidak terjadi.

Hal tersebut meliputi diputusnya proses penulisan yang dilakukan pada drive, memberi peringatan kepada berbagai program yang ada di komputer bahwa drive ini akan segera hilang dan program tersebut akan 'take action'.

Juga mengingatkan kita sebagai pengguna jika program gagal untuk melakukan 'action' terhadap file yang masih tersimpan di drive tersebut.

 

4 dari 4 halaman

Bisa Cabut Kapan Pun

Kamu tentu bisa mencabutnya kapan pun, jika drive memang sedang tidak terpakai. Hal ini sangat bergantung hanya dari bagaimana berbagai program di komputer kamu 'menyelamatkan' file yang mungkin gagal tersimpan ketika mencabutnya.

Sebagian besar file masih akan bisa tersimpan jika kamu menyimpan ulang dengan nama yang berbeda di drive asli komputer, atau 'Save As'.

Jadi, meski sebenarnya melakukan 'safely remove' ternyata tak terlalu penting, kamu bisa mulai membiasakannya. Hal ini penting mengingat hilangnya data merupakan kiamat kecil bagi kita.

Reporter: Indra Cahya

Sumber: Merdeka.com