Sukses

Layanan Google Play Music Setop Operasi Mulai Bulan September, Desember Tutup Total

Google Play Music akan dihentikan layanannya mulai September untuk para pengguna di Selandia Baru dan Afrika Selatan.

Liputan6.com, Jakarta - Google memutuskan untuk menghentikan operasional layanan streaming musik mereka, yakniGoogle Play Music. Dalam update terbaru yang dibagikan Google, perusahaan mengungkap timeline penutupan layanan ini.

Mengutip laman The Verge, Rabu (5/8/2020), Google Play Music akan dihentikan layanannya mulai September untuk para pengguna di Selandia Baru dan Afrika Selatan.

Sementara untuk para pengguna di region lain, layanan Google Play Music akan dihentikan opersionalnya pada Oktober mendatang.

Bulan Desember barulah layanan Google Play Music bakal ditutup secara keseluruhan. Pada saat itu, pengguna pun tak bisa lagi memindahkan konten mereka.

Mulai bulan inipun Google tak lagi menerima pembelian musik di Play Store.

2 dari 3 halaman

Digantikan oleh YouTube Music

Langkah penghentian layanan ini diikuti dengan upaya perusahaan menggantikan layanan Google Play Music dengan YouTube Music.

Beberapa bulan lalu, Google memperbolehkan pengguna Google Play Music untuk memindahkan segala library musik dari layanan lama ke YouTube Music. Di antaranya adalah playlist, artis, album, lagu, konten yang telah dibeli, rekomendasi, dan segala musik yang sudah diunggah.

Mentransfer semua konten dari layanan Google Play Music dianggap semudah membuka aplikasi YouTube Music untuk pertama kalinya.

Pihak Google sendiri berjanji bakal memberikan berbagai informasi sebelum Play Music ditutup.

Pengguna juga masih bisa memakai layanan hingga benar-benar ditutup.

3 dari 3 halaman

Perjalanan Play Music

Google Play Music dirilis pada 2011. Layanan ini memungkinkan pengguna unruk menyimpan koleksi musik mereka di layanan penyimpanan cloud dan membeli lebih banyak lagu untuk diunduh.

Google Play Music merupakan rebranding dari Google Play Music dan sudah ditambahkan dengan layanan streaming musik sejak 2013 lalu.

"Kami adalah satu-satunya pemain di kota ini, dalam hal mengumpulkan seluruh musik Anda di satu tempat," kata Kepala Produk Brandon Bilinski waktu itu, kepada BBC.

Namun kenyataannya, hanya sedikit orang di antara pengguna muda yang perlu mengunggah musik ke cloud. Pasalnya layanan streaming dianggap sudah cukup bagi mereka.

Google kemudian meluncurkan YouTube Music sebagai produk pesaing pada 2015. Keduanya pun berkompetisi meski dalam naungan yang sama, yakni Google.

"(Persaingan) cukup sulit karena ada sedikit kompetisi internal tentang di mana Anda meletakkan fokus," kata Bilinksi.

Pasalnya, kedua tim produk digabungkan pada 2017. Selanjutnya, keputusan pun dibuat. "Kami membuat keputusan, hanya masuk akal untuk memiliki YouTube Music," katanya.

(Tin/Ysl)

Video Terkini