Liputan6.com, Jakarta - Informasi tentang penampakan Galaxy S20 Fan Edition yang marak bermunculan di internet, paling dicari pembaca kanal Tekno Liputan6.com, Selasa (4/8/2020) kemarin.
Tak hanya itu, artikel lain yang juga paling dicari pembaca, yakni Facebook umumkan program Laju Digital di tengah pandemi dan pernyataan YouTube tentang video Anji dan Hadi Pranoto yang dihapus.
Advertisement
Baca Juga
Lebih lengkapnya, simak tiga berita terpopuler di kanal Tekno Liputan6.com berikut ini
1. Foto Galaxy S20 Fan Edition Beredar di Internet
Â
Bocoran tentang Galaxy S20 Fan Edition semakin banyak muncul di ranah internet. Terkini, foto smartphone tersebut menyita perhatian.
Dilansir dari GSM Arena, Selasa (4/8/2020), informasi baru ini berasal dari akun @evleaks di Twitter. Akun ini kerap mengungkapkan berbagai bocoran tentang smartphone terbaru.
Berdasarkan foto yang diunggah @evleaks, Galaxy S20 Fan Edition memiliki desain mirip seperti Galaxy S20. Namun bezel Galaxy S20 Fan Edition tampak lebih tebal dibandingkan Galaxy S20 Plus.
Â
2. Facebook Terapkan Laju Digital Secara Virtual di Tengah Pandemi Covid-19
Facebook Indonesia terus berupaya menjalankan program Laju Digital di masa pandemi Covid-19.
Program ini tetap dijalankan secara online melalui Facebook Live, Grup Facebook, Zoom, dan berbagai platform lain yang disesuaikan dengan kebutuhan tiap komunitas.
Laju Digital pertama kali diluncurkan di Indonesia pada Agustus 2018. Kampanye nasional dari Facebook di Indonesia ini memiliki misi untuk membantu berbagai lapisan masyarakat di seluruh Indonesia, untuk dapat mencapai kesuksesan di era digital.
Â
Advertisement
3. Video Anji dan Hadi Pranoto Bahas Obat Covid-19 Dihapus, Ini Penjelasan YouTube
YouTube telah menghapus video musisi Erdian Aji Prihartanto (Anji) dengan seseorang yang mengklaim sebagai ahli mikrobiologi bernama Hadi Pranoto. Di dalam video tersebut, Hadi disebut telah menemukan obat Covid-19.
Perwakilan Facebook dalam keterangan resminya mengungkap, pihaknya berkomitmen memberikan informasi yang tepat dan bermanfaat pada saat kritis seperti sekarang.
Komitmen tersebut termasuk meningkatkan konten otoritatif, mengurangi penyebaran informasi yang berbahaya dan menampilkan panel informasi, serta menggunakan data WHO atau Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, untuk membantu memerangi informasi yang salah.
(Ysl/Why)