Sukses

Apple Hapus Gim Fortnite dari App Store, Kenapa?

Apple baru saja menghapus gim battle royale Fortnite dari App Store, kenapa?

Liputan6.com, Jakarta - Apple menghapus gim battle royale Fortnite dari App Store setelah sang pengembang (Epic Games) menerapkan sistem pembayaran dalam aplikasinya sendiri yang melewati biaya standar Apple sebesar 30 persen.

Keputusan ini menandai kian memanasnya perselisihan antara Epic Games dan Apple. Masalah ini pun datang pada saat yang sangat sulit bagi Apple terkait isu monopoli App Store dan aturan yang diberlakukannya pada pengembang tertentu.

Epic Games kemudian menggugat Apple dengan tuduhan monopoli dan melayangkan video protes yang ditayangkan di YouTube. Perusahaan juga menyerukan tagar #FreeFortnite untuk mengajak para penggemar Fortnite mendukung perjuangannya melawan Apple.

Apple mengatakan kepada The Verge bahwa mereka berencana untuk berdiskusi dengan Epic Games guna menyelesaikan masalah ini, dan tidak berniat untuk membuat 'aturan khusus' untuk perusahaan.

Apple mengklaim, Epic Games mengambil langkah yang tidak menguntungkan karena melanggar pedoman App Store untuk setiap pengembang dan dirancang untuk menjaga keamanan toko bagi pengguna.

"Epic mengaktifkan fitur di aplikasinya yang tidak ditinjau atau disetujui oleh Apple, dan mereka melakukannya dengan maksud melanggar pedoman App Store terkait pembayaran dalam aplikasi yang berlaku untuk setiap pengembang yang menjual barang atau layanan digital," tulis Apple dalam pernyataannya, sebagaimana diwartakan The Verge, Jumat (14/8/2020).

 

2 dari 3 halaman

Google Juga Hapus Fortnite dari Play Store

Epic Games juga menerapkan sistem pembayarannya sendiri di Fortnite versi Android, yang membuat Google mengambil tindakan serupa dan menghapus gim dari Play Store.

Pun demikian, pengguna Android masih bisa mengunduh Fortnite menggunakan app launcher buatan Epic, yang didistribusikan secara independen melalui browser web seluler.

"Ekosistem Android yang terbuka memungkinkan pengembang mendistribusikan aplikasi melalui beberapa toko aplikasi. Untuk pengembang gim yang memilih menggunakan Play Store, kami memiliki kebijakan konsisten yang adil bagi pengembang dan menjaga keamanan toko bagi pengguna," ujar juru bicara Google kepada The Verge.

"Meskipun Fortnite tetap tersedia di Android, kami tidak dapat lagi menyediakannya di Play Store karena melanggar kebijakan kami. Namun, kami menyambut baik kesempatan untuk melanjutkan diskusi kami dengan Epic dan membawa Fortnite kembali ke Google Play,” sambung juru bicara tersebut.

3 dari 3 halaman

Epic Games Kritik Apple dan Google soal Biaya In-App Purchase

CEO dari Epic Games Tim Sweeney melontarkan kritik keras kepada App Store dan Google Play.

"Apple telah mengunci dan melumpuhkan ekosistem [aplikasi mobile] dengan menciptakan monopoli absolut pada distribusi perangkat lunak, pada monetisasi perangkat lunak," kata Tim dikutip dari CNBC, Minggu (26/7/2020).

Kepada Google Play, Tim menyebut toko aplikasi milik Google itu "pada dasarnya secara sengaja menahan toko aplikasi kompetitor".

Selain itu, Tim juga menyoroti kebijakan kedua toko aplikasi tersebut yang membebankan 30 persen biaya untuk setiap transaksi in-app purchase kepada penerbit.

Di sisi lain, Epic Games juga memiliki platform sendiri yang memungkinkan para penerbit gim memasarkan karya mereka untuk PC dan Mac.

Salah satu perbedaan kontras terletak pada persentase beban biaya lebih rendah dari App Store dan Google Play, yakni 12 persen dari setiap transaksi in-app purchase.

Ketika merilis gim FPS populer Fortnite untuk Android, Epic Games juga tidak langsung memanfaatkan kanal penjualan Google Play. Alih-alih, mereka menempatkan gim itu melalui sebuah "launcher" di situs web resminya yang memungkinkan pengguna untuk mengunduh gim tersebut.

(Isk/Why)