Sukses

Hati-Hati, Penipuan Grup WhatsApp Covid-19 Catut Nama WHO cs

Grup WhatsApp ini terlihat menjanjikan lantaran mencatut nama organisasi PBB seperti WHO, UNICEF, dan UNDP

Liputan6.com, Jakarta - Pihak tak bertanggung jawab memanfaatkan isu Covid-19 dengan membentuk grup WhatsApp bernama "Info Seputar Covid-19".

Grup ini terlihat menjanjikan lantaran mencatut nama organisasi PBB seperti WHO, UNICEF, dan UNDP. Berikut ini bunyi pesan terusan mengenai grup itu, sebagaimana dikutip dari informasi sumber kami yang mengalami kejadian ini.

"Saya lagi buat group What'sApp "INFO SEPUTAR COVID10" 100% Bisa mencegah, Yakni dengan merilis Pusat Informasi COVID-19 di WhatsApp. Pusat informasi ini berkolaborasi dengan organisasi kesehatan dunia WHO, UNICEF, dan UNDP. jika tdk keberatan, saya mau gabungkan di grup ini.gimana?

Ternyata, menurut sumber kami, belakangan orang tersebut malah mengincar nomor WhatsApp target, lalu menjalankan aksi peretasan dengan meminta kode OTP.

Praktik seperti ini sering ditemukan pada kasus penipuan dengan teknik rekayasa sosial (social engineering), yang memanfaatkan kelalaian target. Selepas itu, si pelaku meminta sejumlah uang kepada kontak pemilik asli nomor ponsel tersebut.

"ALERT Kalau ada yang ajak masuk dalam group dengan invitation mirip-mirip seperti itu. Jangan di-accept ya. Group ini palsu, teman saya masuk group ini malah kemudian di-hack dan sudah beberapa orang diminta uang dll," kata sumber kami.

Memang, selama beberapa bulan terakhir para penipu mengeksploitasi isu Covid-19 melalui beragam cara. Hal ini selaras dengan temuan dari perusahaan keamanan siber Kaspersky.

Menurut laporan Kaspersky, beragam topik yang dieksploitasi oleh penipu siber termasuk isu vaksin Covid-19, donasi dan sumbangan, aplikasi pelacakan kontak, alat medis, dan beberapa topik lainnya.

2 dari 3 halaman

Facebook Hapus Lebih dari 7 Juta Konten Hoaks soal Covid-19

Sebelumnya Facebook mengklaim telah menghapus 7 juta unggahan terkait konten hoaks soal Covid-19 sepanjang kuartal kedua 2020.

Informasi lainnya yang dihapus oleh Facebook, termasuk konten yang mempromosikan tindakan pencegahan dan pengobatan palsu yang berlebihan.

Data tersebut dirilis sebagai bagian Laporan Penegakan Standar Komunitas ke-6 yang diperkenalkan pada 2018 beserta aturan yang lebih ketat, terkait pengawasan konten di platformnya.

Facebook menyebut, mereka akan mempersilakan para ahli untuk mengaudit metrik yang digunakan dalam laporan tersebut, mulai 2021.

 

3 dari 3 halaman

Hapus 22,5 Juta Konten Hate Speech

Facebook juga mengklaim sudah menghapus lebih dari 22,5 juta unggahan yang berisi hate speech di aplikasi Facebook pada kuartal kedua 2020.

Jumlah unggahan hoaks yang dihapus meningkat tajam dari 9,6 juta unggahan pada kuartal pertama 2020 berkat adanya peningkatan dalam teknologi deteksi.