Liputan6.com, Jakarta - SpaceX meluncurkan satelit internet Starlink tahap baru ke orbit dan melakukan pendaratan roket dengan sukses setelah sempat mengalami penundaan.
Satelit internet diluncurkan dengan roket pendorong Falcon 9, yang membawa muatan penuh tidak kurang dari 60 satelit Starlink. Peluncuran roket Falcon 9 dilakukan di Pad 39A di Pusat Antariksa Kennedy NASA di Florida, kemarin.
Advertisement
Baca Juga
Pada tahap pertama booster kembali ke Bumi sekitar 9 menit setelah peluncuran dan mendarat di salah satu kapal drone SpaceX di Samudera Atlantik. Demikian dikutip dari Space.com, Jumat (4/9/2020).
Peluncuran ini menandakan misi Starlink pertama bulan ini, juga jadi misi SpaceX ke-19 sejauh ini. Sementara itu, Business Insider melaporkan, menurut SpaceX dalam pengujian awalnya, satelit Starlink mampu membuahkan hasil yang menjanjikan.
Menurut SpaceX Senior Certification Engineer Kate Tice, berdasarkan tes internal dari versi beta layanan internet Starlink memperlihatkan latensi amat rendah.
"Proyek Starlink memperlihatkan latensi sangat rendah dan kecepatan unduh lebih dari 100 megabit per second (Mbps)," kata Tice.
"itu artinya latensi kami cukup rendah untuk memainkan video gim online tercepat dan kecepatan unduh kami cukup cepat untuk streaming sejumlah film berkualitas HD sekali waktu, bahkan masih ada bandwidth yang tersisa," kata dia.
Inisiatif Starlink dan Ambisinya Hadirkan Internet Cepat
Inisiatif Starlink ini secara keseluruhan memiliki tujuan untuk mengirim puluhan ribu satelit internet ke orbit. Dengan begitu, Starlink dapat menyelimuti Bumi dengan internet berkecepatan tinggi yang tarifnya terjangkau.
CEO SpaceX Elon Musk mengatakan, dia berharap Starlink akan membuat berbagai daerah pedesaan terpencil bisa terhubung dengan internet. Saat ini SpaceX telah meluncurkan lebih dari 700 satelit Starlink.
Bersamaan dengan itu, Tice juga mengumumkan, SpaceX baru-baru ini menyelesaikan tes dua satelit yang mengorbit dan dilengkapi dengan inter satellite link di mana kedua satelit saling terhubung dan disebut sebagai 'space laser'.
Teknologi ini memungkinkan satelit Starlink mentransfer data secara langsung satu sama lain dari orbit, alih-alih mengirimkannya ke darat dan kembali.
"Dengan space laser ini, satelit Starlink akan mampu mentransfer ratusan gigabyte data. Setelah space laser digunakan sepenuhnya, Starlink akan menjadi salah satu opsi tercepat yang ada dalam hal mentransfer data di seluruh dunia," tutur Tice.
Advertisement
Siap Uji Publik
Dia menambahkan, Starlink tengah memasuki tahap pertama pengujian beta pribadi. SpaceX juga berencana meluncurkan program pengujian publik pada akhir tahun ini.
Perusahaan pun mulai menjangkau orang-orang yang mau berpartisipasi dalam program beta ini.
Peluncuran kemarin mencetak rekor baru SpaceX yang sudah meluncurkan 180 satelit hanya dalam waktu satu bulan. Ini menjadi tingkat peluncuran satelit tercepat dalam sejarah.
Elon Musk pun berencana meluncurkan 300 satelit lagi agar tujuannya segera tercapai. "Agar sistem layak secara ekonomi, diperlukan setidaknya 1.000 satelit," tutur Elon Musk tahun lalu.
Dari sana, SpaceX terus berupaya membangun backbone internet melalui satelit yang akan menawarkan akses kecepatan tinggi ke seluruh dunia.
Tak hanya itu, SpaceX juga telah meminta izin pemerintah untuk menempatkan total 42 ribu satelit ke orbit untuk membentuk megaconstellation di atas Bumi.
(Tin/Why)