Liputan6.com, Jakarta - Oracle Corp pada Senin (14/9/2020) mengumumkan akan bekerja sama dengan ByteDance untuk memastikan TikTok tetap beroperasi di Amerika Serikat (AS). Sebelumnya, ByteDance menolak tawaran pembelian dari Microsoft.
Dilansir Reuters, Selasa (15/9/2020), berdasarkan keterangan dari Oracle, perusahan merupakan bagian dari proposal yang diajukan ByteDance ke Departemen Keuangan AS pada akhir pekan lalu. Oracle akan menjadi penyedia teknologi terpercaya di TikTok.
Baca Juga
Menurut sumber Reuters pada Minggu, di dalam proposal terbaru ByteDance, Oracle akan mengambil alih pengelolaan data pengguna TikTok di AS.
Advertisement
Oracle juga sedang bernegosiasi untuk mengambil saham operasi TikTok AS. Data pengguna TikTok saat ini disimpan di layanan cloud Alphabet, dengan cadangan di Singapura.
Sumber mengatakan, beberapa investor top ByteDance, termasuk General Atlantic dan Sequoia, juga akan diberikan saham minoritas dalam operasional tersebut.
Persetujuan Donald Trump
Sejauh ini belum diketahui apakah Presiden AS, Donald Trump, akan menyetujui kesepakatan tersebut. Trump dilaporkan menginginkan perusahaan teknologi AS memiliki sebagian besar saham TikTok di negara tersebut.
CNBC pada Senin melaporkan, Menteri Keuangan AS, Steven Mnuchin, mengatakan pemerintah akan meninjau kerja sama Oracle dan ByteDance pada pekan ini.
"Dari sudut pandang kami, kami harus memastikaan kodenya, pertama, aman, data Aorang Amerika aman, ponsel aman, dan kami akan berdiskusi dengan Oracle selama beberapa hari ke depan bersama tim teknis kami," tuturnya.
Mnuchin mengatakan, batas waktu utnuk menyetujui kesepakatan tersebut 20 September 2020. Proposal yang ada saat ini berisi antara lain komitmen untuk membuat kantor pusat di AS dengan 20 ribu tenaga kerja baru.
Committee on Foreign Investment in the United States (CFIUS), yang meninjau semua kesepakatan untuk risiko keamanan nasional, mengawasi diskusi ByteDance dan Oracle. Mnuchin mengatakan, juga akan ada tinjauan keamanan nasional terpisah oleh pemerintah AS.
Â
Advertisement
Konfirmasi TikTok
"Kami dapat mengonfirmasi bahwa kami telah memasukkan proposal ke Departemen Keuangan, yang kami yakini akan menyelesaikan masalah keamanan pemerintah AS," ungkap TikTok dalam pernyataan, tanpa merinci isi proposal.
Juru bicara Kementerian Luar Negeri Tiongkok, Wang Wenbin, pada Senin menolak berkomentar ketika ditanya tentang kesepakatan TikTok. Namun ia mengatakan, TikTok telah dikepung dan dipaksa di AS untuk melakukan transaksi.
"Kami mendesak pemerintah AS untuk memberikan lingkungan yang terbuka, adil dan tidak diskriminatif bagi perusahaan asing yang beroperasi dan berinvestasi di AS," katanya.
ByteDance mengakuisisi Musical.ly dengan basis pengguna terbesar adalah orang AS, senilai USD 1 miliar pada 2017 tanpa persetujuan CFUIS. Kemudian merilis ulang layanan tersebut sebagai TikTok pada tahun berikutnya.
Reuters pada tahun lalu melaporkan CFIUS menginvestigasi TikTok.
(Din/Ysl)