Liputan6.com, Jakarta - Pembangunan Palapa Ring selesai pada tahun lalu dan telah diresmikan oleh Presiden Joko Widodo. Proyek Palapa Ring terbagi dalam tiga paket, yaitu Barat, Tengah, dan Timur.
Pengoperasian dan pengelolaan jaringan telekomunikasi serat optik Palapa Ring Timur sampai saat ini terus dilakukan oleh PT Palapa Timur Telematika. Perusahaan mengakui bahwa utilisasi atau pemanfaatan Palapa Ring Timur masih rendah.
Baca Juga
Pada tol langit paket timur ini terdapat 9 proyek yang sedang berjalan, yaitu proyek 9 sampai proyek 17. Hingga September 2020 total utilisasi dari ke 9 proyek ini telah mencapai 14 persen untuk utilisasifiber optik, dan 45 persen utilisasi microwave.
Advertisement
"Saat ini pengoperasian dan pengelolaan jaringan telekomunikasi serat optik Palapa Ring Timur masih terus dilakukan oleh PT Palapa Timur Telematika melalui segala tantangan dan keterbatasan, namun tetap optimistis adanya peningkatan utilisasi yang signifikan," ujar Radiws Darwan sebagai VP Field Operation PT Palapa Timur Telematika, dalam keterangan resminya, seperti dikutip pada Rabu (23/9/2020).
"Sudah menjadi tanggung jawab kami agar infrastruktur jaringan dapat berjalan dengan optimal namun efisien. Kami menjalin kerjasama dengan operator terpilih untuk dapat memberikan layanan dan solusi akses Internet bagi masyarakat wilayah timur pada umumnya," kata dia melanjutkan.Â
Penyebab Utilisasi Rendah
Rendahnya utilisasi yang dialami oleh Palapa Ring Timur disebutkan karena beberapa hal, termasuk kurangnya peran penyedia layanan telekomunikasi.
Palapa Ring Timur hanyalah penyedia backbone serat optik, tapi untuk menghadirkan akses internet cepat bagi masyarakat dibutuhkan peran operator telekomunikasi. Sayangnya, kebanyakan operator yang ada di Indonesia memiliki banyak pertimbangan sebelum masuk ke suatu area komersial baru, misalnya jumlah populasi penduduk, potensi pengguna data, potensi ekonomi daerah, skala ekonomi masyarakat, dan nilai strategis suatu wilayah.
PT Palapa Timur Telematika menyebut hal ini menimbulkan salah persepsi dan pertanyaan di masyarakat, mengapa kehadiran Palapa Ring Timur belum juga memberikan akses internet yang layak bagi masyarakat. Namun, proses negosiasi dan integrasi dengan beberapa operator sedang berjalan.
Alasan kedua, adanya kesenjangan jumlah penduduk yang cukup tinggi antar wilayah yang dilewati serat optik Palapa Ring Timur. Wilayah 3T (Terluar, Terdepan, Tertinggal) dengan jumlah penduduk yang sangat sedikit hingga normal, memiliki utilisasi rendah karena memang tidak banyak yang menggunakan internet.
Hal ini berbanding terbalik dengan wilayah di Papua ramai penduduk yang masuk dalam proyek 16 yaitu Jayapura, Elelim, Wamena, Kenyam, Sumohai, Dekai, Oksibil, dan Waropoko, utilisasi telah mencapai 100 persen.
Palapa Ring Timur merupakan proyek paling besar dari antara 2 proyek lainnya, dengan total panjang kabel serat optik darat (inland) 2.453 km dan kabel serat optik laut (submarine) membentang sejauh 4.426 km.
Selain itu, Palapa Ring Timur juga dilengkapi dengan konstruksi 52 menara tower microwave dan 49 unit HOP agar dapat menjangkau 35 kabupaten/kota yang melalui 4 provinsi. Pada tol langit paket timur ini terdapat 9 proyek yang sedang berjalan, yaitu proyek 9 sampai proyek 17.
Advertisement
Kompleksitas Pemeliharaan Infrastruktur
Perusahaan juga mengungkapkan ada kompleksitas dalam pemeliharaan infrastruktur Palapa Ring Timur, termasuk dari sisi geografis, keadaan alam, faktor cuaca, bencana alam, hingga vandalism (sampai dengan ancaman jiwa). Kendati demikian, perusahaan menegaskan selalu menjaga stabilitas dan pemeliharaan jaringan.
Terlepas dari berbagai tantangan, Palapa Ring Timur diharapkan dapat membantu perkembangan masyakarat bagian Timur Indonesia dari segala aspek kehidupan, seperti pendidikan, perekonomian, perdagangan, dan pariwisata.
(Din/Why)