Sukses

iPad Pro Bakal Jadi Perangkat Pertama Apple dengan Layar mini-LED

Apple dilaporkan sedang mengerjakan layar mini-LED yang disebut-sebut untuk iPad Pro.

Liputan6.com, Jakarta - Apple dilaporkan sedang mengerjakan layar mini-LED. Menurut analis Ming-Chi Kuo, perangkat pertama Apple yang akan menggunakan teknologi baru tersebut adalah iPad Pro.

Dilansir GSM Arena, Kamis (24/9/2020), Kuo mengatakan Apple akan mmempercepat penerapan panel mini-LED. Hal ini karena hasil pengujian lebih baik daripada yang diprediksi.

iPad Pro 12,9 inci dengan layar mini-LED pun diprediksi akan hadir lebih cepat.

Epistar akan tetap menjadi penyuplai panel mini-LED utama untuk Apple. Namun, perusahaan membutuhkan lebih banyak penyuplai untuk memenuhi permintaan awal.

2 dari 3 halaman

Biaya Pembuatan

Saat ini, manufaktur panel mini-LED disebut bergerak dari tahap "pengembangan teknologi" ke "skala ekonomis".

Menurut Kuo, biaya pembuatan mini-LED pada 2021 akan turun sekira 50 persen, diikuti sekira 35 persen penurunan lebih lanjut pada 2022.

Produksi massal panel tersebut dilaporkan akan mulai pada kuartal IV 2020. Pesanan awal diperkirakan akan berkisar 300 ribu hingga 400 ribu unit.

3 dari 3 halaman

Spotify Kritik Apple One

Lebih lanjut, Spotify mengkritik langkah Apple yang merilis paket layanan Apple One pada 15 September 2020, waktu Amerika Serikat. Paket ini mencakup beberapa layanan Apple dengan harga mulai dari USD 14,95 per bulan.

Apple One dengan harga mulai dari USD 14, 95 itu, terdiri dari biaya berlangganan untuk Apple TV, Apple Arcade, 50GB penyimpanan iCloud, dan Apple Music. Selain itu, juga ada paket berlangganan Apple One Family dan Premier dengan harga lebih tinggi.

Spotify mengkritisi layanan Apple tersebut kurang dari satu jam setelah acara Apple berakhir.

Apple disebut kembali memanfaatkan dominasinya, serta praktik tidak adilnya untuk merugikan pesaing dengan mengutamakan layanannya sendiri.

"Kami meminta otoritas persaingan untuk bertindak segera guna membatasi perilaku anti-persaingan Apple, yang jika dibiarkan, akan menyebabkan kerugian yang tidak dapat diperbaiki bagi komunitas pengembang dan mengancam kebebasan kolektif kami untuk mendengarkan, belajar, menciptakan, dan terhubung," ungkap pihak Spotify melalui pernyataan resminya beberapa waktu lalu.

(Din/Isk)