Sukses

6 Solusi untuk Wi-Fi Bermasalah

Wi-Fi menjadi salah satu perangkat yang berperan vital bagi mereka yang berdiam diri dan melakukan aktivitas dari rumah, entah itu belajar atau sekolah.

Liputan6.com, Jakarta - Wi-Fi menjadi salah satu perangkat yang berperan vital bagi mereka yang berdiam diri dan melakukan aktivitas dari rumah, entah itu sekolah, kuliah, atau bekerja.

Menghubungkan laptop atau ponsel ke Wi-Fi tentu lebih baik ketimbang tethering ke jaringan seluler, mengingat itu akan dengan sangat cepat menguras baterai ponsel dan suhu ponsel akan meningkat.

Namun, sebagai perangkat elektronik, kadang ada saja masalah pada Wi-Fi pada waktu yang tidak kita duga. Mengutip keterangan Kaspersky, berikut ini 6 solusi untuk Wi-Fi bermasalah.

1. Analisis masalah

Kamu perlu melakukan identifikasi penyebab spesifik dari masalah yang terjadi. Apakah sinyalnya yang memang bermasalah? Atau mungkin hal lain, seperti kecepatan koneksi mendadak turun drastis karena kebijakan Fair Usage Policy (FUP).

Kamu bisa gunakan layanan Speedtest.net atau nPerf.com untuk memeriksa kecepatan koneksi. Jika kamu mendapati kecepatan transmisi data bagus di dekat router, tetapi buruk di ruangan lain, sebaiknya lakukan analisis jaringan Wi-Fi.

Banyak aplikasi yang dapat mengukur kekuatan sinyal jaringan Wi-Fi, baik untuk perangkat seluler maupun desktop. Cukup ketik "wi-fi analyzer" (penganalisis Wi-Fi) di mesin pencari atau toko aplikas, kamu akan mendapat banyak opsi.

2. Lakukan percobaan

Pascaanalisis, kamu bisa menyetel ulang posisi router dan sudut antena untuk meningkatkan jangkauan sinyal. Memang, ini terlihat sederhana sekali dan tidak menuntut keahlian khusus.

Posisi antena router juga dapat membuat perbedaan besar. Perlu diingat bahwa dalam banyak kasus, posisi terbaik untuk antena router adalah tegak. Dengan cara itu, router Wi-Fi akan mendapatkan jangkauan horizontal terbaik.

Periksa juga apakah ada sesuatu yang menghalangi. Juga pastikan router jauh dari microwave yang beroperasi pada 2,4 GHz karena ia berebut dengan router untuk mendapatkan frekuensi yang sama.

2 dari 4 halaman

3. Konfigurasi Saluran

Wi-Fi beroperasi dalam serangkaian pita sempit dari spektrum radio, yang disebut saluran. Beberapa saluran memang tersedia, meskipun jumlah perangkat yang ingin menggunakannya mungkin banyak. Oleh karena itu, pita saluran terpopuler, yakni 2,4GHz, dapat tersumbat oleh derau dari jaringan tetangga dan perangkat lain.

Pada setiap reboot atau pada waktu yang dijadwalkan, router memilih saluran yang paling bebas dari gangguan. Ini sebanding dengan cara sistem navigasi memilih rute dengan kemacetan paling sedikit.

Router biasanya menangani tugas ini sendiri dengan cukup baik, tetapi mungkin saja perlu intervensi. Misalnya, kamu dapat melakukan konfigurasi router untuk mencari saluran tersumbat secara otomatis dengan lebih sering, atau bahkan mengaturnya secara manual. Namun, saat menempuh cara manual, kamu mesti berhati-hati

3 dari 4 halaman

4. Pindah Pita Frekuensi

Jika router tidak mendukung pita 5-GHz, kakmu dapat mencoba meningkatkan ke versi lebih modern dengan dukungan untuk standar 802.11ac (alias Wi-Fi 5). Namun, beralih ke pita 5GHz juga ada dampaknya. Kelemahan dari frekuensi lebih tinggi adalah sinyal berkurang lebih cepat dengan jarak dan jangkauan efektif di apartemen atau rumah lebih besar kurang memuaskan.

Itu semua tergantung pada masalah apa di jaringan Wi-Fi kamu. Kalau pita 2,4 GHz tersumbat jaringan orang lain dan pita 5 GHz tersedia, beralih ke pita 5GHz, yang berarti berganti router, akan sangat membantu.

 

4 dari 4 halaman

5. Gunakan Kabel

Menggunakan koneksi kabel dapat memberikan dua manfaat. Pertama, ia menjadi solusi atas masalah di ruangan yang sulit menerima jaringan Wi-Fi. Jedua, kalau kamu mentransfer setidaknya beberapa perangkat ke kabel, kualitas koneksi nirkabel pada perangkat lainnya cenderung meningkat. Namun tentu, kamu tidak dapat menghubungkan perangkat genggam dengan cara ini.

6. Menghubungkan jaringan mesh

Mungkin yang terbaik adalah tetap menggunakan kit jaringan mesh yang siap-pakai. Kit semacam itu tersedia di pasaran, yang terdiri dari router sentral dan beberapa titik akses tambahan. Dengan sistem mesh, area cakupan jaringan Wi-Fi dapat seluas yang kamu inginkan, tergantung pada jumlah titik akses tambahan.

Berbeda dengan repeater tradisional, sistem ini dikelola secara terpusat (perangkat tambahan biasanya dikonfigurasi secara otomatis). Kalau kamu dapat menghubungkan titik akses ke router melalui Ethernet, ini akan meningkatkan kecepatan dan area jangkauan. Kalaupun tidak, ini tidak akan menjadi masalah.