Liputan6.com, Jakarta - Sebuah permohonan paten Apple yang diterbitkan belum lama ini mengungkapkan sebuah smartphone yang dapat dilipat dan layarnya bisa pulih sendiri jika penyok atau tergores.
Seperti ditulis Apple dalam paten tersebut tampilan konsep yang diusulkan memungkinkan perangkat untuk memperbaiki dirinya sendiri tanpa campur tangan pengguna secara manual. Demikian seperti dikutip dari The Verge, Senin (5/10/2020).
Baca Juga
Pemulihan itu dapat aktif secara otomatis saat perangkat sedang diisi daya atau pada jadwal yang telah ditentukan sebelumnya. Proses pemulihan itu menggunakan panas, cahaya, atau arus listrik untuk memperbaiki lapisan pelindung di atas layar.
Advertisement
Permohonan paten itu juga menyebut penutup layar perangkat mencakup lapisan elastomer yang dapat hilang dan mendapatkan kembali bentuknya untuk menjaga perlindungan bagian dalam perangkat yang sensitif.
Secara teori, material pada konsep smartphone lipat ini akan membuat keseluruhan cover layar yang dapat dilipat lebih tahan lama.
Tidak ada indikasi Apple akan segera meluncurkan smartphone lipat dengan konsep di atas. Pun demikian, smartphone lipat sepertinya menjadi sesuatu yang cukup serius bagi Apple. Permohonan paten Apple lain menunjukkan mockup iPhone yang dapat dilipat.
Â
Â
Bagaimana dengan Samsung?
Beberapa perusahaan teknologi, termasuk Samsung dan Motorola, sudah membuat smartphone lipat dengan kelebihannya masing-masing. Fitur pemulihan otomatis yang diusulkan Apple akan menambah keunikan pada perangkat tersebut.
Samsung yang pertama kali mengumumkan smartphone layar lipat, Galaxy Fold, mengalami masalah dengan daya tahan layar. Perilisan smartphone pun sempat ditunda setelah beberapa unit review yang diulas sejumlah media mengalami masalah.
Â
Advertisement
LG Jadi yang Pertama
Sebelumnya, LG G Flex juga menerapkan konsep layar yang bisa menyembuhkan dirinya sendiri pada 2013.
Perangkat itu memiliki penutup belakang penyembuhan otomatis yang seharusnya bisa memperbaiki goresan kecil, seperti goresan pisau.
Namun, itu tidak terlalu efektif dan tak dapat pulih dari awal selama pengujian yang dilakukan The Verge.
(Isk/Why)