Liputan6.com, Jakarta - Dalam beberapa bulan terakhir, semua operator telekomunikasi di Indonesia memaparkan data yang secara garis besar berujung pada satu kesimpmulan: layanan mereka mengalami peningkatan trafik.Â
Memang, di tengah pandemi Covid-19 ini, sektor telekomunikasi berperan vital mengingat banyak orang melakukan aktivitas dari rumah, entah itu berbelanja, belajar, bahkan bekerja.
Di sektor ini, Ericsson merupakan salah satu perusahaan terdepan, termasuk untuk infrastruktur telekomunikasi 5G. Menurut laporan TrendForce, perusahaan berbasis di Swedia itu diperkirakan meraup 30 persen pangsa pasar infrastruktur telekomunikasi 5G pada tahun lalu, yang diikuti oleh Huawei (27,5 persen), dan Nokia (24,5 persen).
Advertisement
Baca Juga
Sementara pada tahun ini, Trendforce melaporkan pangsa pasar Ericsson mencapai 26,5 persen di tempat kedua. Ia terpaut dari Huawei (28,5 persen) di posisi pertama dan Nokia (22 persen) di posisi ketiga.
Di Indonesia, 5G memang masih dalam tahap pengembangan. Sebagian operator telah melakukan uji coba. Berbeda halnya dengan beberapa negara di Asia seperti Tiongkok, Korea, dan Jepang, serta Amerika Serikat dan negara-negara di Eropa. Â
Kami berkesempatan untuk berdiskusi dengan VP & Head of HR Ericsson untuk wilayah Southeast Asia, Oceania, dan India, Priyanka Anand tentang potensi 5G di dunia kerja dan Kecerdasan Buatan yang mungkin mengambil alih pekerjaan manusia.
Selain itu, topik lain yang kami bahas termasuk keragaman gender di industri telekomunikasi. Selengkapnya, simak diskusi kami berikut ini.
1. Dengan posisi Anda sebagai VP and Head HR, saya ingin mengetahui pendapat Anda tentang bagaimana 5G akan mengubah cara kita bekerja secara umum (tidak spesifik pada bidang telekomunikasi)?
5G akan mendefinisikan kembali cara kita bekerja dan peluang ketenagakerjaan. Pada tahun 2030, dua pertiga dari tenaga kerja global akan menggunakan 5G. World Economic Forum memperkirakan bahwa 133 juta posisi baru akan muncul pada Industri 4.0. 5G akan menciptakan aliran pendapatan baru, dan menciptakan lingkungan lebih terkoneksi, berkelanjutan dan lebih cerdas bagi konsumen serta perusahaan.
5G tidak hanya akan menciptakan lebih banyak pekerjaan tetapi juga membantu mengurangi emisi karbon, meningkatkan pendidikan dan kualitas hidup di kota-kota di seluruh dunia.
Bagi konsumen, penerapan awal 5G akan berupa peningkatan Mobile Broadband, Fixed Wireless Access dan kita akan mulai melihat berbagai layanan konsumen yang lebih inovatif berdasarkan AR/VR seperti gim dan hiburan imersif yang telah diperkenalkan. Kami memperkirakan jumlah langganan 5G untuk pita lebar seluler yang ditingkatkan akan mencapai 2,8 miliar pada akhir 2025.
5G juga akan menjadi katalisator menuju Revolusi Industri 4.0 (IR 4.0) yang akan mampu menghasilkan pertumbuhan ekonomi dan sosial lebih baik. Keuntungannya akan terlihat di seluruh sektor seperti manufaktur, transportasi, kesehatan, dan pendidikan.
Kinerja Karyawan
2. Mungkin ada semacam gap di antara karyawan di satu wilayah dengan wilayah lain, yang terjadi karena berbagai faktor. Bagaimana Ericsson sebagai perusahaan multinasional mempertahankan kinerja karyawan pada level yang sama?
Alat dan proses HR yang kami implementasikan di seluruh organisasi diatur secara terpusat sehingga menciptakan konsistensi di seluruh area pasar. Ericsson terus mengintegrasikan proses berbasis komputasi awan dan automatisasi alat HR untuk meningkatkan efisiensi. Misalnya, Learning & Development kami memiliki Learning Experience Platform yang disebut Degreed. Ia memungkinkan karyawan untuk mengambil online training dan memetakan jalur karier mereka sendiri sebagaimana mereka ingin membangun kariernya.
Dengan adanya kemudahan untuk mengakses semua sumber pembelajaran dalam satu platform, baik internal maupun eksternal, Degreed menyediakan rekomendasi pembelajaran proaktif dan personal berdasarkan job role, minat, preferensi karyawan, didukung oleh demonstrasi pembelajaran secara online dan beberapa aktivitas lainnya. Kami juga memiliki sistem pendukung daring untuk menjawab berbagai pertanyaan karyawan, termasuk setiap masalah yang berkaitan dengan Learning and Development, Total Rewards, Talent Management, Workforce Planning, dan Talent Acquisition, Payroll & Benefits, serta International Mobility. Program utama lainnya yang juga sangat penting untuk memberikan pengalaman terbaik dan motivasi bagi karyawan beberapa di antaranya program pengembangan kepemimpinan di level middle management, penghargaan bagi karyawan., dll.
Bahkan kami juga memiliki VOICE, suatu survei berkala dan rutin untuk menampung masukan karyawan yang berfokus pada peningkatan pengalaman karyawan. Sebagai perusahaan ICT terkemuka, kami telah secara konsisten mendigitalkan operasi kami untuk menciptakan fondasi yang kuat dan memberikan pengalaman yang konsisten bagi karyawan kami. Di luar pengembangan infrastruktur TI, kami memiliki budaya dan nilai-nilai perusahaan, yakni rasa hormat, profesionalisme dan ketekunan.
Advertisement
Kecerdasan Buatan
3. Kita telah mendengar beberapa laporan yang menyatakan AI akan mengambil alih pekerjaan manusia, termasuk beberapa di industri telekomunikasi. Bagaimana pendapat Anda tentang hal ini?
Seperti disebutkan sebelumnya, bekerja dengan teknologi baru seperti AI dan Automatisasi sangat penting bagi kita dalam hal mengelola kompleksitas jaringan dan memberikan pengalaman unggul kepada konsumen. Secara keseluruhan, saya percaya bahwa dari aplikasi yang sederhana bagi konsumen sampai tugas yang lebih kompleks di pabrik, AI dan Automatisasi sebagai enabler besar akan bekerja berdampingan dengan manusia.
Dengan implementasi AI dan Automatisasi, peran pekerjaan tidak akan menghilang, melainkan mengalami penyesuaian. Ini berarti bahwa seseorang akan membutuhkan pelatihan untuk mengemban tugas-tugas baru, dan oleh karena itu penting untuk terus belajar dan tetap relevan. AI akan memberi kesempatan untuk mengautomatisasi tugas yang sifatnya berulang–ulang atau tidak terlalu kompleks dan meningkatkan peran manusia untuk kegiatan-kegiatan penting sehingga bisa menghasilkan kualitas & kecepatan yang lebih baik.
4. Selama pandemi Covid-19, kebanyakan orang tetap berada di rumah untuk mencegah penyebaran virus corona. Pada situasi saat ini, industri telekomunikasi memiliki peranan penting. Bagaimana strategi Ericsson untuk mempertahankan performa karyawan di masa-masa ini?
Jaringan seluler di setiap negara membuktikan bahwa mereka dapat memberikan kinerja dan keandalan untuk mendukung kebutuhan masyarakat di saat pandemi ini. Bersama dengan penyedia layanan, kami bekerja keras untuk memastikan bahwa konektivitas bekerja dengan baik di saat-saat yang dibutuhkan.
Kami telah memastikan bahwa kami menjaga komunikasi dengan tim di seluruh organisasi sehingga tim merasa didukung setiap saat. Untuk itu, kami berfokus pada aspek-aspek berikut: kesejahteraan fisik dan mental karyawan; memperlakukan karyawan dengan empati dan kemanusiaan; serta gaya kerja kolaboratif dan kooperatif dalam tim dan lintas divisi, sehingga produktivitas bisnis tidak terkena dampak.
Kami telah meluncurkan program Wellness dengan intervensi terfokus pada Kesejahteraan Fisik (Physical Well-being), Manajemen keuangan (Financial Management), Kesejahteraan Emosional (Emotional Well-being) dan Kesejahteraan Sosial (Social Well-being) untuk mengurus karyawan kami. Kami bahkan telah menyiapkan Program Bantuan Karyawan 24Â x 7 untuk memberikan dukungan personal kepada karyawan.
Para Executives dan Senior Leaders di setiap area pasar senantiasa menjalankan peran penting dalam menjaga komunikasi dua arah dan terbuka dengan tim di seluruh organisasi setiap saat. Mereka selalu memastikan kelangsungan bisnis melalui pengambilan keputusan dan tindakan cepat dan tepat.
Pekerjaan di industri telekomunikasi membuat stres
5. Saya telah membaca berbagai ulasan di Glassdoor yang menyatakan bahwa pekerjaan di bidang telekomunikasi membuat stress karena merupakan industri yang serba cepat. Bagaimana Anda memandang hal ini?
Menurut saya, industri teknologi secara keseluruhan memang serba cepat dan kuncinya adalah bagaimana Anda dapat memimpin pertarungan inovasi. Orang-orang yang menyukai teknologi dan kecepatan inovasi pasti berkembang di bidang ini.
Kami memastikan bahwa karyawan kami tetap termotivasi dengan memberikan kesempatan untuk mendapatkan keterampilan dan pengalaman baru. Kami menawarkan pengetahuan dan kualifikasi yang diperlukan tim teknis kami, serta alat dan platform pembelajaran untuk mendorong semua karyawan mencapai potensi penuh mereka dan berkontribusi untuk keberhasilan perusahaan.
Kami memiliki karyawan yang berasal dari berbagai latar belakang, mereka membawa perspektif dan pengalaman unik untuk berkolaborasi dan berinovasi, serta menjadikan bisnis kami semakin kuat.
6. Beberapa perusahaan di Indonesia telah memutuskan untuk memperbolehkan karyawan mereka bekerja secara remote dari rumah sebagai strategi jangka panjang. Apakah Anda dapat memberikan opini mengenai hal ini?
Situasi Covid-19 telah memastikan bahwa agenda transformasi digital organisasi secara vertikal dipercepat. Namun, yang juga penting untuk dicatat adalah organisasi yang telah berinvestasi pada perjalanan transformasi digital mereka bahkan sebelum situasi Covid-19 telah diuntungkan selama masa-masa ini.
Sebagai suatu organisasi, kami telah berinvestasi dalam perjalanan transformasi digital bahkan sebelum situasi Covid-19. Infrastruktur teknologi selalu menjadi bagian dari pekerjaan kami sehari-hari. Kami mempercepat transformasi digital selama Covid-19 dan saat ini telah memiliki 85.000 karyawan yang bekerja dari rumah dengan lancar. Semuanya sama, situasi Covid-19 telah membawa beberapa pembelajaran baru tentang berbagai hal yang mungkin dilakukan saat bekerja dari jarak jauh.
Teknologi yang muncul telah membuat tempat kerja "lebih cerdas" dengan mengutamakan efisiensi dan produktivitas meski saat bekerja dari rumah. Pengalaman selama pandemi Covid-19 telah memberikan testimoni yang sama. Bahkan menurut studi Ericsson Consumer Lab yang dilakukan selama periode Covid-19, 6 dari 10 pekerja percaya bahwa bekerja dari jarak jauh atau dari rumah akan menjadi normal baru dan juga mengharapkan para pemimpin perusahaan untuk tetap mengimplementasikan konsep ini sebagai praktik bisnis fundamental ketika pandemi Covid-19 telah berlalu.
Â
Advertisement
Keragaman gender
7. Mari bahas tentang keberagaman gender. Saya telah membaca laporan dari GSMA di tahun 2015 dengan judul "Accelerating the digital economy: Gender diversity in the telco sector." Beberapa poin utama adalah: a) Hanya 6 dari 100 orang terkuat di industri ini merupakan perempuan; b) Perempuan menyumbang kurang dari 40% dari tenaga kerja di tiga perempat perusahaan telekomunikasi yang telah disurvei. Saya akan sangat mengapresiasi pandangan Anda tentang isu ini.
Saya setuju dengan Anda bahwa persentase perempuan di tempat kerja perlu ditingkatkan di segala bidang, termasuk sektor telekomunikasi. Hal ini perlu diatasi dengan memastikan bahwa lebih banyak perempuan yang bergabung dengan sektor telekomunikasi dari lembaga teknik dan lain-lain; mengatasi kebocoran di tingkat menengah, dengan mendukung perempuan pada manajemen menengah dan menciptakan lingkungan yang memungkinkan lingkungan yang inklusif di mana mereka dapat bekerja, memberikan hasil dan mengambil peran kepemimpinan.
Ericsson adalah perusahaan yang memastikan Kesempatan Setara (Equal Opportunity) dan Tindakan Afirmatif (Affirmative Action). Kami bangga dengan budaya perusahaan multigenerasi, datang dari berbagai sektor, dan terdiri dari keberagaman tenaga kerja, secara global. Pada tahun 2019, 32 persen eksekutif kami adalah perempuan. 38 persen dari tenaga kerja Ericsson, masuk dalam kategori karyawan dengan rentang usia hingga 35 tahun, lebih dari 28 persen adalah perempuan dan kami terus berusaha untuk meningkatkan persentase tersebut. Kami mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dari PBB nomor 5 yaitu mencapai kesetaraan gender.
Â