Sukses

Pemerintah Hadirkan 7.000 Ribu Titik Internet Gratis Selama Pandemi

Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pemerintah melalui BLU BAKTI (Badan Aksesibilitas Telkomunikasi dan Informatika) telah membangun ribuan titik akses internet gratis.

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate mengatakan pemerintah melalui BLU BAKTI (Badan Aksesibilitas Telkomunikasi dan Informatika) telah membangun ribuan titik akses internet gratis yang dapat digunakan masyarakat.

"Di masa pandemi ini pun, BLU BAKTI Kominfo telah menghadirkan 7.634 akses internet gratis di berbagai pelosok negeri," tutur Johnny saat konferensi pers peluncuran Program Pelatihan UMKM Digital secara virtual, Senin (5/10/2020).

Lebih lanjut, Johnny mengatakan akses internet tersebut juga gratis. Pada praktiknya, BAKTI memanfaatkan jaringan dari sembilan satelit, dengan perincian lima milik Indonesia dan sisanya satelit milik perusahaan global yang disewa.

Namun, menurut Johnny, pemerintah masih memiliki pekerjaan rumah untuk menghadirkan sinyal internet di lebih dari 12 ribu desa Indonesia. Untuk itu, pemerintah menargetkan seluruh wilayah akan mendapatkan akses internet paling lambat dua tahun ke depan.

"Masih ada 12.548 desa/keluruhan yang belum terjangkau sinyal 4G. Namun itu sudah ada dalam pipeline kami, selambat-lambatnya hal itu dapat terlaksana hingga akhir 2022," kata Johnny melanjutkan.

Selain itu, pemerintah juga memiliki rencana untuk meluncurkan satelit multifungsi SATRIA-1. Rencananya, satelit ini akan meluncur pada 2023 dan dapat menyediakan akses bagi 150.000 titik layanan publik.

Sementara untuk sekarang, Johnny mengatakan pemerintah melalui Kemkominfo juga akan segera menghadirkan akses internet untuk fasilitas kesehatan, mencakup rumah sakit dan puskesmas yang belum terjangkau.

"Dari 10.133 rumah sakit dan puskesmas masih terdapat 3.126 yang belum terjangkau akses internet. Tahun ini, Kemkominfo akan menyediakan akses internet untuk 2.500 puskesmas dan sisanya pada akhir 2021," tutur Johnny menjelaskan.

2 dari 3 halaman

Sasar Pelaku UMKM di Wilayah 3T, Kemkominfo Luncurkan Program Pelatihan Digital

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) sendiri sebenarnya baru saja meluncurkan Program Pelatihan UMKM Digital yang ditujukan bagi para pelaku UMKM dengan memanfaatkan platform digital dalam berbisnis.

Program ini digelar bersama dengan Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi (BAKTI) dan Asosiasi E-Commerce Indonesia (idEA).

"Program ini merupakan wujud komitmen pemerintah untuk memperkuat sekaligus memberdayakan pelaku UMKM," tutur Menteri Komunikasi dan Informatika, Johnny G. Plate, saat peluncuran program ini secara virtual, Senin (5/10/2020).

Lebih lanjut dia mengatakan program pendampingan ini ditujukan untuk pelaku UMKM yang berada di luar Pulau Jawa, terutama di wilayah 3T (Tertinggal, Terluar, dan Terdepan) termasuk Daerah Pariwisata Super Prioritas (DPSP).

"Melalui program ini, wilayah 3T dan Daerah Pariwisata Super Prioritas bisa mendapatkan keberhasilan yang sama seperti di Pulau Jawa. Selama ini, lima provinsi yang berhasil on-boarding berada di Pulau Jawa, seperti DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Banten," tuturnya melanjutkan.

Untuk itu, program pelatihan bagi UMKM ini hadir dengan materi yang komprehensif. Digelar mulai 5 Oktober hingga 12 Desember 2020, program ini menyediakan 60 modul latihan yang akan diberikah oleh para pratiksi ternama dan kredibel.

3 dari 3 halaman

Fokus pada Keberagaman Lokal

Dalam kesempatan yang sama, Johnny juga mengatakan program ini mengusung semangat keberagaman dan penghargaan pada lokalitas. Hal itu dapat dilihat dari dua agenda besar dalam program ini.

Pertama, program pendampingin ini menitikberatkan pada keberagaman potensi lokal UMKM/UMI di daerah sasaran.

“Melalui program ini, peserta diharapkan dapat memaksimalkan karakteristik dan keunikan perekonomian lokal di kawasannya, sebagai nilai tambah untuk pengembangan usahanya,” tuturnya.

Selain itu, fokus program ini adalah memberikan perhatian pada kondisi pelaku UMKM yang beragam. Jadi, program ini mencakup seluruh pelaku UMKM yang ada di Indonesia, baik pelaku UMKM tahap awal hingga yang sudah kuat.

"Bagi UMKM yang berada di tahap awal, mereka diarahkan dalam program prioritas lokal untuk dapat bersaing di skala wilayah setempat. Sementara yang sudah kuat, diarahkan ke program prioritas nasional agar dapat melebarkan sayap di tingkat nasional," tuturnya.

(Dam/Why)