Liputan6.com, Jakarta - Tim SIMETRI dari Indonesia yang diseleksi dan dibina Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri berhasil meraih prestasi gemilang pada Olimpiade Matematika Internasional Tuymaada ke-27.
Adapun olimpade ini diadakan secara online pada 30 September hingga 6 Oktober 2020. Untuk mengetahui daftar lengkap mengenai kiprah tim SIMETRI di Olimpiade Matematika tersebut, berikut ini daftar lengkapnya.
1. Stanve Avrilium Widjaja (SMA Ipeka Plus BSD) berhasil meraih Absolute Winner (nilai tertinggi di antara semua peserta), Perfect Score (nilai sempurna), dan Special Award for Elegant Solution.
Advertisement
2. Elbert Benedict (SMA Penabur Gading Serpong) berhasil meraih Special Award for the Theoretical Technique Virtuosity dan medali perunggu.
3. Sandy Kristian Waluyo (SMAK Penabur Cirebon) meraih medali Honorable Mention.
Untuk diketahui, Olimpiade Tuymaada 2020 diikuti oleh 151 pelajar dari Bulgaria, Indonesia, Iran, Kazakshtan, Moldova, Rumania, Singapura, dan Rusia.
Baca Juga
Dalam olimpiade ini, peserta memperebutkan dua medali emas, enam medali perak, enam medali perunggu, dan 11 medali Honorable Mention. Untuk itu, prestasi tim Indonesia 2020 merupakan pencapaian tertinggi dalam Olimpiade Matematika selama ini.
Sebelumnya, Yayasan Sinergi Mencerdaskan Tunas Negeri juga berhasil meraih prestasi di European Physics Olympiad (EuPhO) yang keempat pada Juli 2020.
Pembuat Robot Bahas Tantangan dan Inovasi di Meet the Cobot Leaders
Terlepas dari berita tersebut, baru-baru ini, Universal Robots, kreator robot kolaboratif (cobot) mengadakan sesi pertemuan online bertajuk "Meet the Cobot Leaders" atau “Bertemu dengan Pemimpin Cobot”.
Dalam kongres interaktif online pertama kali di Asia Pasifik dan digelar secara live streaming tersebut, dibahas semua hal tentang cobot dan perannya terhadap manufaktur masa depan.
Berlangsung pada 6 Oktober 2020, acara live streaming ini dihadiri oleh tokoh cobot terkemuka, Jürgen von Hollen, Presiden Universal Robots; James McKew, Direktur Regional APAC, Universal Robots; dan Dr Che Fai Yeong, Direktur DF Automation and Robotics and Associate Professor dari Universitas Teknologi Malaysia.
Masing-masing, mereka memaparkan banyak wawasan industri dan juga menjawab pertanyaan-pertanyaan penting dari para praktisi industri dan peserta secara online.
Salah satunya adalah tentang pandemi Covid-19 yang terjadi pada 2020 menambah tantangan yang ada, dan mendatangkan kerentanan baru bagi produsen di seluruh dunia. Demikian yang disebutkan dalam keterangan resminya, Minggu (11/10/2020).
Gangguan serius pada rantai pasokan, kekurangan material secara tiba-tiba, dan perubahan permintaan yang tajam, membuat para produsen pun bergulat untuk bisa beradaptasi dengan perubahan.
Advertisement
Manufaktur Padat Karya Sangat Terpukul
Manufaktur padat karya sangat terpukul oleh langkah-langkah penanganan COVID-19 oleh pemerintah daerah seperti melakukan pembatasan jarak dan sosial, yang kerap diperpanjang.
Langkah-langkah tersebut memberikan peluang bagi para produsen yang berfokus pada tenaga kerja dan memikirkan kembali operasi mereka.
Mereka juga mencari cara untuk menjaga produksi agar tetap berjalan, seraya mematuhi langkah-langkah dan peraturan yang ada, tanpa mengorbankan efisiensi biaya, juga memikirkan tentang model operasi yang bisa bertahan hingga di masa depan, supaya lebih tahan banting.
Cobot-cobot ini telah menjadi alat yang dapat diaplikasikan secara inovatif di seluruh dunia, terutama di pasar ASEAN, yang tingkat adopsi cobot dan robot industri lainnya terus melampaui pasar yang ada di negara-negara Barat yang sudah mapan.
Hal tersebut disebabkan cobot dari Universal Robots, pada saat dioperasikan, tidak lagi memerlukan insinyur profesional atau pengembang perangkat lunak.
Siapa pun yang memiliki kemampuan untuk mengoperasikan tablet grafis (seperti iPad dll) sederhana akan dapat memerintahkan dan mengontrol cobot tersebut, setelah mendapatkan beberapa pelatihan dasar.
(Dam/Ysl)