Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Johnny G. Plate, dan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) Sri Sultan Hamengkubuwono X menyatakan dukungan pada PANDI (Pengelola Nama Domain Internet Indonesia) dalam upayanya melakukan digitalisasi aksara daerah.
Pernyataan itu terungkap saat rapat bersama yang juga dilakukan bersama Dewan Pengurus PANDI di Yogyakarta pekan lalu.
PANDI bersama pegiat memang aktif bersama-sama mengawal proses digitalisasi aksara daerah yang merupakan warisan leluhur di Nusantara dan terus dilakukan hingga saat ini.
Advertisement
Dalam pertemuan tersebut, Ketua PANDI, Yudho Giri Sucahyo menuturkan proses digitalisasi aksara Jawa sudah hampir rampung dan sudah masuk tahap selanjutnya. Menurut Yudho, pernyataan ICANN menyebut saat ini proses digitalisasi aksara Jawa telah mencapai 80 persen.
Baca Juga
"Dan, masuk dalam peninjauan stabilitas DNS yang kami punya," tutur Yudho dalam keterangan resmi yang diterima, Senin (19/10/2020).
Dia pun mengatakan PANDI memang bertekad menjadikan seluruh aksara daerah yang masih bisa terlacak jejaknya untuk dijadikan nama domain internet.
"Dalam istilah spesifiknya adalah IDN-ccTLD (Internationalized Domain Name - country code Top Level Domain) dan bersama dengan komunitas pegiat aksara akan mendigitalisasikan aksara yang belum terdaftar di Unicode," kata dia melanjutkan.
Unicode sendiri merupakan standar dalam dunia komputer untuk pengoden karakter tertulis dan teks yang mencakup semua sistem penulisan di dunia. Lewat Unicode, pertukaran data teks dapat terjadi secara universal dan konsisten.
Selesai Akhir Tahun
Untuk itu, apabila proses pengodean ini selesai, nantinya seluruh aksara Nusantara dapat diakses di perangkat pintar, seperti smartphone atau komputer seperti aksara latin pada umumnya.
Yudho sendiri memprediksi IDN-ccTLD aksara Jawa akan rampung pada akhir tahun ini dan mereka berencana menggelar selebrasi di Keraton Yogyakarta. PANDI mengatakan juga sudah bekerja sama dengan pihak Keraton untuk menggelar acara tersebut.
"Jika tidak ada hambatan, semoga aksara jawa sudah menjadi salah satu alternatif ccTLD pada Desember ini," ujar Yudho. PANDI juga menggelar lomba pembuatan situs web dengan konten aksara Jawa dan Sunda, yang pemenangnya akan diumumkan akhir tahun ini.
Advertisement
Rencana Digitalisasi Aksara Lain
Yudho juga mengatakan, selain Jawa dan Sunda, PANDI juga menggelar lomba pembuatan situs web dengan konten aksara Bali. Lomba ini merupakan kerja sama antara PANDI dengan FIB Universitas Udayana.
"Kemudian pada bulan depan akan dimulai lomba aksara lontara, sebuah kerjasama antara PANDI dan Yayasan Lontara Nusantara," tuturnya melanjutkan.
PANDI juga memiliki rencana untuk melakukan digitalisasi daerah lain. Usai aksara Jawa yang diharapkan selesai prosesnya akhir tahun ini, PANDI akan mengupayakan pendaftaran aksara lain pada 2021.
"Ada sekitar 2 atau 3 aksara yang akan didaftarkan, yaitu Sunda, Lontara menyusul Bali, disusul aksara Rejang, Pegon, Kawi dan lainnya pada tahun tahun berikutnya," ujar Yudho.
Adapun upaya digitalisasi ini merupakan rangkaian kegiatan dari satu program besar PANDI yang bertajuk 'Merajut Nusantara: Melalui Digitalisasi Aksara'.
"Program Merajut Nusantara akan kami luncurkan kepada publik, bersamaan dengan perayaan aksara Jawa yang rencananya akan digelar di Keraton, Yogyakarta pada Desember nanti," ujar Yudho mengakhiri pernyataannya.
(Dam/Why)