Sukses

PANDI dan Disbud DIY Dorong Pelestarian Aksara Jawa di Internet

Disbud DIY menegaskan bakal berperan aktif dalam pelestarian, pembinaan, dan pengembangan aksara Jawa, khususnya di dunia maya.

Liputan6.com, Jakarta - Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) atau Disbud DIY menegaskan bakal berperan aktif dalam pelestarian, pembinaan, dan pengembangan aksara Jawa, khususnya di dunia maya.

Sumadi, Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Disbud DIY, mengatakan pesatnya perkembangan teknologi berperan penting bagi pelestarian aksara Jawa saat ini.

“Isu digitalisasi aksara Jawa merupakan sesuatu yang menjadi perhatian khusus. Berapa banyak masyarakat Jawa sekarang mengetahui bahwa aksaranya terdaftar dan memiliki slot Unicode A980–A9DF. Oleh karena itu, kami berkomitmen ikut mengawal perkembangan isu digitalisasi aksara Jawa melalui gelaran Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta,” ujar Sumadi dalam keterangan resminya, Jumat (23/10/2020).

Dalam hal ini Disbud DIY bekerja sama dengan Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI), serta mendukung penuh PANDI dalam pengajuan enkripsi aksara Jawa di internet menjadi sebuah domain, agar bisa diakses di ranah digital.

Gunawan Tyas Jatmiko, Deputi Marketing, Kerjasama, dan Pengembangan Usaha PANDI merespons dukungan dari Disbud DIY.

"Saya sangat mengapresiasi dukungan dari Disbud DIY, selain kami juga berterima kasih kepada para komunitas pegiat aksara Jawa yang sama-sama mengawal proses pengajuan aksara Jawa ke ICANN agar bisa terenkripsi dan digunakan di dunia digital,” katanya.

ICANN sendiri adalah singkatan dari Internet Corporation for Assigned Names and Numbers atau pengelola domain di seluruh dunia.

 

2 dari 3 halaman

Globalisasi dan Digitalisasi Aksara Jawa

Gunawan berharap, dengan berbagai kegiatan yang ada, isu–isu terkait dengan aksara Jawa bisa dikenal lebih luas, dan pemakaianya di ranah dunia digital semakin masif.

Sumadi juga menjelaskan bahwa pihaknya mencoba mengambil peranan strategis dengan menggelar Kongres Aksara Jawa I dengan mengangkat isu digitalisasi aksara Jawa dan unicodisasi aksara Jawa.

Sementara Ketua Tim Kongres Aksara Jawa I Yogyakarta Setya Amrih Prasaja mengungkapkan, isu-isu di gelaran Kongres Aksara Jawa I adalah globalisasi dan digitalisasi aksara Jawa.

"Respons dari para pengguna dunia digital atau native digital sangat tinggi, begitu juga dari kalangan urban digital, juga sangat antusias untuk mengikuti kegiatan ini. Apalagi kegiatan ini merupakan kongres I di era kemerdekaan yang fokus membahas isu–isu keberaksaraan," ucapnya.

 

3 dari 3 halaman

Selebrasi Enskripsi Aksara Jawa

Rully Andriadi, Kepala Bidang Pemeliharaan dan Pengembangan Sejarah, Bahasa, Sastra, dan Permuseuman menambahkan banyak kegiatan dan kerja sama yang sudah difasilitasi oleh Disbud DIY.

Misalnya, workshop Dluwang, untuk pembinaan penulisan aksara Jawa dengan media dluwang paper mulberry (Broussonetia papyryfera Vent). Kemudiann kerjasama dengan Komunitas Aksara Jawa Segajabung untuk pengenalan dan pemanfaatan aksara Jawa dalam ranah digital.

Rully melanjutkan, Disbud DIY akan menggelar selebrasi enskripsi aksara Jawa, yang mana selebrasi tersebut merupakan puncak acara dari hasil pengajuan enkripsi yang diupayakan oleh PANDI.

(Isk/Ysl)