Liputan6.com, Jakarta - Xiaomi berhasil menjadi vendor smartphone terbesar ketiga di dunia pada kuartal III (Q3) 2020. Hal ini berdasarkan data dari tiga lembaga riset yaitu IDC, Counterpoint, dan Canalys.
Baca Juga
Advertisement
"Bagi Xiaomi, pencapaian ini tidak lepas dari Mi Fans di Indonesia yang memberikan dukungan tanpa henti. Di tengah kondisi seperti sekarang, kita tetap membangun optimisme dengan menghadirkan berbagai produk dan inovasi dari smartphone dan perangkat pintar," ungkap Country Director Xiaomi Indonesia, Alvin Tse.
Dikutip dari keterangan resmi pada Selasa (3/11/2020), Xiaomi mengungkapkan bahwa Counterpoint dalam laporannya menyebut pencapaian Xiaomi didukung dari performa baik di Indonesia serta negara-negara lain di Asia Tenggara yaitu Filipina dan Vietman.
Selain itu, juga ditambah ekspansi yang masif di pasar-pasar baru di kawasan Amerika Latin, Timur Tengah dan Afrika, serta Eropa. Pada Q3 2020, Xiaomi berhasil mencapai pengapalan smartphone terbesar yaitu 46,2 juta unit.
IDC
Berdasarkan laporan dari IDC, Xiaomi berhasil melampaui Apple dengan pangsa pasar 13,1 persen. Pertumbuhannya 42 persen dibandingkan Q3 2019.
Performa ini sebagian besar disumbang oleh pasar India yang kembali pulih, serta Tiongkok yang makin kokoh. Di India, kapasitas produksi Xiaomi telah pulih ke tingkat 85 persen sebelum pandemi Covid-19 terjadi.
Advertisement
Canalys
Laporan dari Canalys mengungkapkan, pelonggaran terhadap pembatasan tempat usaha pergerakan manusia menyebabkan jumlah pengapalan smartphone Xiaomi hanya turun satu persen dibandingkan Q3 2019.
Pada kuartal tersebut, Xiaomi agresif dalam menghadirkan smartphone dalam jumlah besar untuk mengisi kekosongan yang diakibatkan penurunan produksi dari merek lain. Di pasar Eropa, Xiaomi tumbuh sebesar 88 persen.
Berdasarkan laporan keuangan semester I 2020, Xiaomi mencatatkan pendapatan sebesar 103,24 miliar renminbi dan laba bersih 5,67 miliar renminbi.
Untuk pasar Indonesia, Canalys juga menyebut Xiaomi menguasai pangsa pasar produk audio pintar di Indonesia hingga 44,2 persen berdasarkan riset yang dipublikasikan Juli 2020.
(Din/Isk)