Sukses

Donald Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Istimewa di Twitter

Donald Trump terancam kehilangan perlakuan spesial di Twitter setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden AS. Hal ini sebelumnya sudah dikonfirmasi oleh pihak Twitter.

Liputan6.com, Jakarta - Donald Trump terancam kehilangan perlakuan spesial di Twitter setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden AS. Hal ini sebelumnya sudah dikonfirmasi oleh pihak Twitter.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (8/11/2020), setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden AS, Trump tidak akan lagi menerima perlakuan khusus sebagai "newsworthy individual" atau individu yang layak diberitakan.

Kebijakan Twitter mengenai kelayakan berita melindungi orang-orang tertentu dari penangguhan atau pemblokiran akun jika melanggar aturan. Orang-orang yang dimaksud, seperti pejabat terpilih dengan lebih dari 250 ribu follower.

Kebijakan itu yang menyebabkan Twitter selama ini membatasi atau memberi peringatan, tapi tidak menghapus twit Trump. Hal ini membuat setidaknya 12 twit dari Trump selama sepekan terakhir yang meresahkan proses demokrasi, tidak dihapus.

2 dari 3 halaman

Penjelasan Twitter

"Pendekatan Twitter terhadap para pemimpin dunia, kandidat dan pejabat publik berdasarkan pada prinsip bahwa orang-orang harus dapat memilih untuk melihat apa yang dikatakan pemimpin mereka dengan konteks yang jelas," jelas juru bicara Twitter kepada The Guardian.

"Ini berarti, kami akan memberikan peringatan dan label, serta membatasi engagement pada twit-twit tertentu. Kerangka kebijakan ini berlaku untuk para pemimpin dunia saat ini serta kandidat pejabat, dan bukan warga negara ketika mereka tidak lagi memegang posisi tersebut," tuturnya.

3 dari 3 halaman

Terpilih Jadi Presiden AS, Joe Biden: Rakyat Telah Menentukan Pilihan

Joe Biden telah berhasil memenangkan pemilu Amerika Serikat berdasarkan hitungan electoral votes, dan akan menjadi presiden ke-46. Dalam pidato perdananya di Wilmington, Delaware, ia menyampaikan bahwa warga AS telah menentukan pilihan mereka dengan jelas. 

"Rakyat negara ini telah berbicara bahwa mereka telah memberi kami kemenangan yang jelas, kemenangan yang meyakinkan, kemenangan bagi rakyat," kata Biden.

"Kami menang dengan suara terbanyak yang pernah diberikan untuk tiket presiden dalam sejarah bangsa," tambahnya.

Joe Biden berhasil unggul dalam popular votes pemilu AS, dan mengalahkan Donald Trump dengan meraih 74 juta suara popular votes. Sementara dalam electoral votes yang digunakan sebagai penentu kemenangan, Biden mengantungi 290 suara, melewati ambang batas 270 untuk menang. Sementara Trump hanya mendulang 214 suara.

(Din/Why)