Sukses

Mana Paling Efektif di Antara Jaga Jarak, Social Bubble, dan Masker untuk Tekan Penyebaran Covid-19?

Profesor di Simon Fraser University, Paul Tupper dan Caroline Colijn, telah menemukan bahwa menjaga jarak efektif dalam menekan penyebaran Covid-19 secara umum.

Liputan6.com, Jakarta Profesor di Simon Fraser University, Paul Tupper dan Caroline Colijn, telah menemukan bahwa menjaga jarak efektif dalam menekan penyebaran Covid-19 secara umum. Sementara itu, efektivitas social bubble dan masker lebih bergantung pada situasi.

Dalam penelitian yang terbit di jurnal Proceedings of the National Academy of Sciences of the United States of America (PNAS), para peneliti memperkenalkan konsep "event R", yaitu perkiraan jumlah orang terinfeksi Covid-19 dari satu orang di suatu acara.

Mengutip keterangan resmi via Eurekalert, Senin (23/11/2020 ) Tupper dan Colijn mengamati faktor-faktor, seperti intensitas penularan, durasi pemaparan, kedekatan individu, dan tingkat pembauran. Kemudian mereka memeriksa pendekatan apa yang paling efektif untuk mencegah penularan dalam setiap keadaan.

Mereka memasukkan data atas laporan di berbagai acara, seperti pesta, makan, klub malam, angkutan umum, dan restoran. Menurut mereka, peluang seseorang untuk terinfeksi Covid-19 sangat bergantung pada tingkat penularan dan durasi--jumlah waktu yang dihabiskan dalam kondisi tertentu.

Acara-acara tersebut di atas dikategorikan menjadi dua, yakni jenuh (probabilitas transmisi tinggi) dan linear (probabilitas transmisi rendah). Contoh transmisi tinggi, termasuk bar, klub malam, dan tempat kerja yang penuh. Sementara transmisi rendah meliputi tranportasi umum dengan masker, jaga jarak di restoran, dan aktivitas luar ruangan.

 

** #IngatPesanIbu

Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.

Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.

2 dari 2 halaman

Efektivitas di Berbagai Kondisi

Menurut model tersebut, menjaga jarak efektif dalam mengurangi penularan Covid-19 di semua kondisi. Sementara efektivitas Social Bubble tergantung pada apakah kemungkinan penularannya tinggi atau rendah.

Dalam kondisi di mana ada pembauran dan kemungkinan penularan tinggi, seperti tempat kerja dalam ruangan padat, bar dan klub malam dan sekolah, memiliki social bubble yang ketat dapat membantu mengurangi penyebaran Covid-19.

Namun, para peneliti menemukan social bubble kurang efektif dalam kondisi transmisi rendah atau aktivitas di mana ada pembauran, seperti terlibat dalam aktivitas luar ruangan, bekerja di kantor secara berjarak, atau bepergian dengan transportasi umum dengan memakai masker.

Selain itu, mereka mencatat bahwa masker dan penghalang fisik lainnya mungkin kurang efektif dalam kondisi transmisi tinggi yang jenuh (pesta, paduan suara, dapur restoran, kantor yang ramai, klub malam, dan bar).