Liputan6.com, Jakarta - Sebelum pemilihan presiden AS 2020, Twitter telah menghadirkan peringatan, jika ada pengguna yang mencoba me-Retweet sebuah cuitan berpotensi informasi menyesatkan.
Kini Twitter berupaya memperluas fungsi peringatan tersebut. Nantinya, peringatan serupa juga akan muncul ketika pengguna mencoba menyukai cuitan yang telah diberi label "menyesatkan". Demikian diinformasikan oleh pihak Twitter.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laporan The Verge, Selasa (24/11/2020), fungsi tersebut akan mulai digulirkan di Twitter versi web dan iOS secara global mulai pekan ini. Fungsi serupa di Android akan dirilis dalam beberapa pekan ke depan.
Giving context on why a labeled Tweet is misleading under our election, COVID-19, and synthetic and manipulated media rules is vital.These prompts helped decrease Quote Tweets of misleading information by 29% so we're expanding them to show when you tap to like a labeled Tweet. pic.twitter.com/WTK164nMfZ
— Twitter Support (@TwitterSupport) November 23, 2020
"Menambahkan peringatan menurunkan kutipan cuitan informasi menyesatkan hingga 29 persen," kata Twitter.
Upaya Tekan Informasi Menyesatkan
Dengan penerapan peringatan ini sebelum pengguna menyukai sebuah cuitan menyesatkan, Twitter tampaknya berharap peredaran informasi menyesatkan di platformnya akan menurun.
Peringatan sebelum pengguna me-Retweet dan memberi like pada twit dengan label tertentu bukan satu-satunya batasan yang diberlakukan oleh Twitter untuk mengurangi informasi menyesatkan.
Advertisement
Batasi Retweet
Pasalnya, kini ketika pengguna mencoba untuk membagikan Retweet, Twitter akan membuat kutipan tweet alih-alih langsung Retweet.
Dengan fungsi ini, pengguna tak perlu menulis apa pun dan masih bisa mengunggah cuitan standar dengan menekan tombol Retweet.
Twitter sebelumnya menyebutkan, upaya di atas akan dilakukan setidaknya hingga akhir minggu pemilihan di AS. Namun, hingga tiga minggu sejak Hari Pemilu, Twitter masih melakukan pembatasan atas Retweet.
(Tin/Why)