Sukses

Snapchat Luncurkan Fitur Spotlight Si Pesaing TikTok

Snapchat meluncurkan fitur Spotlight, pesaing bagi TikTok, yang bakal beri bayaran jutaan dolar AS untuk pengguna yang bisa unggah video viral.

Liputan6.com, Jakarta - Kesuksesan TikTok membuat banyak perusahaan teknologi lain mengikuti langkah perusahaan Tiongkok ini dengan menghadirkan layanan serupa.

Salah satunya adalah Snapchat yang memutuskan untuk menghadirkan fitur terbaru bernama Spotlight.

Ide awal dari Spotlight mirip dengan TikTok, di mana para pengguna bisa mengunggah video kocak ataupun konyol, terpisah dari video yang biasanya.

Mengutip laman BBC, Rabu (25/11/2020), Snapchat bahkan menawarkan bayaran senilai USD 1 juta (setara Rp 14,2 miliar) bagi para pengguna yang videonya viral. Hal ini merupakan salah satu upaya Snapchat untuk bisa bersaing dengan para kompetitornya.

Fitur Spotlight ini menggunakan algoritma untuk merekomendasikan unggahan yang memiliki engagement paling banyak untuk ditonton oleh penggunanya, sesuai dengan ketertarikan pengguna.

Snapchat menyebut, fitur ini mengusung "keamanan dan akun personal".

2 dari 3 halaman

Bagi-Bagi USD 1 Juta Per Hari Sampai Akhir Tahun

"Akan ada bayaran sebesar USD 1 juta sehari, hingga akhir tahun ini. Namun jika upaya ini sukses, ada kemungkinan bisa berlanjut hingga 2021," kata pihak Snapchat.

Video-video harus diunggah guna memenuhi syarat untuk mendapatkan bayaran di atas. Seberapa banyak jumlah bayaran yang diterima oleh pembuat video tergantung dari kontennya serta banyaknya jumlah views.

Kendati begitu, Snapchat belum memberikan rincian, bayaran USD 1 juta ini akan dibagi untuk berapa pemenang per harinya.

3 dari 3 halaman

Pengguna Harus Berusia di Atas 16 Tahun

Yang pasti, pengguna harus berusia minimal 16 tahun atau lebih untuk mendapatkan bayaran. Tak hanya itu, pengguna juga perlu mematuhi aturan mengenai hak cipta, sponsor, narkoba, hingga alkohol.

Lebih lanjut, perusahaan mengatakan, akan terus melakukan moderasi feed untuk tiap pelanggan dan siapapun yang mencoba mempermainkan algoritma mereka.

"Kami aktif memantau adanya upaya fraud untuk memastikan bahwa kami hanya memperhitungkan engagement yang otentik," kata Snapchat.

(Tin/Isk)

Â