Liputan6.com, Jakarta - Makhluk hidup membutuhkan air untuk bertahan hidup. Karenanya, salah satu hal yang dicari dalam misi Mars adalah adanya sumber air, guna mengetahui kemungkinan ada makhluk hidup yang pernah tinggal di Mars.
Kini, berdasarkan temuan terbaru rover Curiosity milik NASA, rupanya pernah ada air dalam jumlah sangat banyak di Mars.
Advertisement
Baca Juga
Mengutip laman Ubergizmo, Rabu (25/11/2020), rover Curiosity menemukan bukti bahwa pada suatu waktu, di Mars pernah terjadi banjir besar atau yang dikenal dengan megaflood.
Menurut laporan Alberto G. Fairen yang dipublikasikan di jurnal Nature, tim Curiosity NASA berhasil mengidentifikasi adanya megaflood di Mars untuk pertama kalinya.
"Kami mengidentifikasi megaflood untuk pertama kalinya menggunakan detail data sedimentologikal yang diteliti oleh rover Curiosity," kata Fairen dalam laporannya.
"Deposit yang ditinggalkan oleh megaflood sebelumnya tidak diidentifikasi oleh data pengorbit," katanya.
Menurut Ilmuwan, Megaflood Terjadi karena Meteor
Mars pada dasarnya memiliki air. Namun saat ini air tersebut berbentuk es dan gas.
Menurut para ilmuwan, megaflood di Mars bisa jadi disebabkan oleh tabrakan meteor besar yang menghasilkan panas yang cukup untuk mencairkan es di planet merah.
Panas tersebut juga melepaskan karbon dioksida dan metana yang dikombinasikan dengan uap air. Kemudian hal ini bisa menciptakan iklim hangat dan basah untuk waktu yang singkat.
Advertisement
Rover Curiosity
Sekadar informasi, rover Curiosity diluncurkan pada November 2011 dan mendarat di Mars pada Agustus 2012.
Rover penjelajah milik NASA ini sempat dilaporkan mengalami kerusakan ringan pada 2017, 4,5 tahun sejak pertama mendarat di Mars.
Pada saat itu, masa kerja Curiosity dianggap lebih panjang dari yang diperkirakan oleh NASA. Pasalnya durasi kerja rover ini berlangsung dua kali lipat lebih lama ketimbang rencana.
Curiosity ditopang dengan 6 roda yang terbuat dari material aluminium, yang mana diameternya masing-masing berukuran 20 inci. Ilmuwan NASA menjelaskan kerusakan yang terjadi di gigi roda berbentuk pola zig-zag mengakibatkan tubuh Curiosity tidak seimbang saat menelusuri Mars.
NASA juga sudah mengantisipasi kejadian ini sebelum akhirnya kerusakan berlangsung. Faktor kerusakan terbesar diakibatkan oleh permukaan Mars yang kasar dan dipenuhi batu kerikil.
(Tin/Isk)