Sukses

Canon Akui Data Karyawan Dicuri Hacker, Ini Pelakunya

Canon akhirnya secara terbuka mengkonfirmasi bahwa hacker telah mencuri data dari server perusahaan.

Liputan6.com, Jakarta - Setelah mengalami serangan siber pada Agustus 2020, Canon akhirnya secara terbuka mengkonfirmasi bahwa serangan itu disebabkan oleh ransomware dan hacker mencuri data dari server perusahaan.

Departemen TI Canon mengeluarkan pemberitahuan kepada staf pada 5 Agustus 2020, yang menjelaskan bahwa perusahaan mengalami 'masalah sistem menyeluruh yang memengaruhi banyak aplikasi, email, dan sistem lainnya'.

Akan tetapi, sebagaimana diwartakan Techradar, Senin (30/11/2020), perusahaan tidak memberikan penjelasan lebih lanjut.

Canon kemudian melakukan penyelidikan atas insiden tersebut dan menemukan bukti ada aktivitas mencurigakan di jaringannya antara 20 Juli dan 6 Agustus 2020.

Menurut perusahaan, hacker berhasil mengakses server file yang juga menampung informasi tentang karyawan saat ini dan mantan karyawan dari tahun 2005 hingga tahun 2020, termasuk gaji mereka.

 

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini

2 dari 3 halaman

Siapa Pelakunya?

Berdasarkan tangkapan layar dari catatan tebusan yang diperoleh BleepingComputer, jelas bahwa kelompok ransomware Maze yang bertanggung jawab.

Kemudian tak lama setelah serangan itu, kelompok hacker tersebut menghubungi media untuk memberi tahu bahwa mereka telah mencuri data 10TB dari Canon.

Namun, Canon tidak menyebutkan berapa besaran nilai tebusan yang diminta oleh hacker untuk mengembalikan data-data yang telah dicuri.

 

3 dari 3 halaman

Data Apa Saja yang Dicuri?

Adapun data-data yang dicuri hacker adalah nama karyawan, termasuk nomor jaminan sosial, tanggal lahir, nomor SIM, nomor rekening bank, dan tanda tangan elektronik dari karyawan saat ini dan mantan karyawannya.

Sebelumnya, Maze bertanggung jawab atas sejumlah serangan dunia maya terhadap organisasi besar, termasuk LG, Xerox, Allied Universal, Southwire, City of Pensacola, dan Canon.

Namun, awal bulan ini (1 November), kelompok hacker tersebut secara resmi menutup operasinya yang telah dimulai sekitar satu setengah tahun sebelumnya pada Mei 2019.

(Isk/Ysl)