Sukses

Gitanjali Rao, Pembesut Aplikasi Anti Cyber Bullying Jadi Kid of The Year Majalah Time di Usia 15 Tahun

Ilmuwan sekaligus pembesut aplikasi anti bullying Gitanjali Rao dinobatkan menjadi Kid of The Year versi Majalah Time.

Liputan6.com, Jakarta - Gadis 15 tahun Gitanjali Rao dinobatkan menjadi Kid of The Year versi Majalah Time. Gitanjali Rao merupakan seorang ilmuwan sekaligus inovator cilik yang menggunakan teknologi untuk melawan berbagai isu seperti kontaminasi air bersih, kecanduan obat, hingga cyber bullying.

Gitanjali Rao juga ingin membentuk komunitas global inovator muda untuk membantu menyelesaikan berbagai permasalahan di dunia, menggunakan teknologi.

Dalam wawancara bersama Angelina Jolie, Gitanjali Rao mengatakan, kecintaannya pada sains bermula dari keinginannya membuat orang lain bahagia. Hal itu kemudian berkembang menjadi bagaimana membawa hal positif bagi lingkungan tempat tinggalnya.

"Saya mulai berpikir bagaimana kita bisa menggunakan sains dan teknologi untuk membuat perubahan," kata Gitanjali Rao, dikutip dari Time, Minggu (6/12/2020).

Hal pertama yang ingin diteliti oleh Gitanjali adalah molekul silinder yang terbuat dari atom karbon yang sensitif terhadap perubahan kimia. Salah satu kegunaannya adalah bisa mendeteksi bahan kimia di dalam air.

Gitanjali Rao kemudian bercerita mengenai inovasi terbarunya, yakni sebuah layanan untuk membantu mencegah cyber-bullying.

Menurut Gitanjali Rao, layanan tersebut adalah sebuah aplikasi dan ekstensi Chrome bernama Kindly. Aplikasi tersebut mampu mendeteksi gejala awal perundungan siber. Aplikasi ini berbasis teknologi kecerdasan buatan.

2 dari 4 halaman

Gunakan Teknologi AI

"Saya mulai membuat kode dalam beberapa kata yang dianggap sebagai perundungan. Lalu, mesin mengambil kata-kata itu dan mengidentifikasi serupa," kata Gitanjali Rao.

Ia melanjutkan, ketika pengguna mengetik kata atau frasa dan mesin mengenalinya sebagai kata yang berpotensi ke cyber bullying, mesin akan memberikan opsi bagi pengguna untuk mengubahnya.

"Tujuannya bukan untuk menghukum. Sebagai remaja saya tahu remaja terkadang ingin mengamuk. Mesin ini memberi kesempatan untuk memikirkan kembali apa yang ingin kita katakan, sehingga kita tahu apa yang harus dilakukan di lain waktu," tuturnya.

Melalui penelusuran, aplikasi Kindly tersedia di Google Play. Aplikasi ini kemudian dipasang pada smartphone remaja.

Alih-alih merasa diawasi, menurut Gitanjali Rao, aplikasi ini justru memberikan kesempatan bagi para remaja untuk belajar dari kesalahan mereka.

Gitanjali Rao pun berbicara bahwa siapapun bisa menjadi ilmuwan. "Aneh bagi saya bahwa banyak orang menetapkan peran dari jenis kelamin, usia, atau warna kulit. Tujuan saya tidak hanya membuat perangkat untuk memecahkan masalah tetapi menginsipirasi orang lain melakukan hal yang sama," katanya.

3 dari 4 halaman

Siapapun Bisa Jadi Ilmuwan dan Inovator

Gitanjali Rao menekankan, jika dirinya bisa maka orang lain juga bisa melakukan hal yang sama.

Gadis yang juga hobi membuat kue ini memiliki sebuah sesi inovasi, yakni sesi berbagi pengalaman dengan banyak orang lainnya.

Pada sesi ini, Gitanjali Rao mengajak orang lain untuk mengamati, bertukar pikiran meneliti, membangun, dan mengkomunikasikan penelitian atau inovasi apa yang tengah dibuat.

Kini, Gitanjali Rao juga bermitra dengan sekolah pedesaan dan anak perempuan di organisasi STEM dan museum seluruh dunia. Ia juga bekerja sama dengan organisasi yang lebih besar seperti grup Shanghai International Youth Science and Technology group and the Royal Academy of Engineering di London dan menjalankan workshop mengenai inovasi.

Menurutnya, total sudah ada 30.000 siswa yang dimentorinya dalam hal inovasi dan teknologi.

4 dari 4 halaman

Deteksi Parasit di Dalam Air

Gitanjali Rao juga tengah mengerjakan upaya untuk mendeteksi bio-kontaminan atau sejenis parasit di air. Ia berharap apa yang dikerjakannya bisa membantu orang-orang di negara berkembang untuk mendeteksi kebersihan air.

Tidak hanya itu, dia juga mengerjakan produk yang membantu mendiagnosis kecanduan opioid berdasarkan produksi protein dari gen reseptor opioid. Karena ketertarikannya, Gitanjali Rao mengaku ingin mempelajari lebih lanjut mengenai genetika.

Gadis yang suka membaca berita pop-culture dari MIT Tech Review. Dari sanalah ia mengaku mendapat banyak inspirasi mengenai inovasi teknologi.

Di tengah karantina akibat pandemi Covid-19, Gitanjali Rao juga mengaku senang membuat kue.

(Tin/Isk)

Video Terkini