Liputan6.com, Jakarta - Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) baru saja mengadakan uji coba tahunan penyampaian informasi kebencanaan untuk tahun ini. Kali ini, uji coba dilakukan di Bandung, Jawa Barat.
Uji coba ini dilakukan oleh Direktorat Pengembangan Pitalebar dari Direktorat Jenderal Penyelenggaran Pos dan Informatika Kemkominfo (Ditjen PPI) bersama sejumlah mitra.
Dalam uji coba kali ini, Kemkominfo memanfaatkan SMSÂ blast untuk menyebarkan informasi kebencanaan di masyarakat sekitar. Uji coba ini mencakup wilayah Kelurahan Dago, Bandung dengan radius kurang lebih 2 km.
Advertisement
Baca Juga
"SMS adalah salah satu metode penyampaian informasi bencana yang efektif dan sangat bermanfaat sebagai mitigasi sehingga diharapkan dapat mengurangi dampak korban jiwa dan harta benda," tutur Dirjen PPI, Ahmad Ramli, dalam siaran pers, Sabtu (12/12/2020).
Sebagai informasi, uji coba ini diadakan berdasarkan Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Penyampaian Informasi Kebencanaan Melalui Jaringan Bergerak Seluler.
Dalam Pasal 13 Ayat 2 di peraturan itu disebutkan bahwa uji coba penyampaian informasi kebencanaan dilaksanakan satu kali dalam satu tahun untuk setiap tahun berikutnya.
"Kemkominfo telah membangun Sistem Penyampaian Informasi Bencana sejak tahun 2016 dan telah bekerja sama dengan penyedia informasi bencana antara lain BMKG, KLHK, BPBD DKI Jakarta, dan BNPB, dan terhubung dengan sistem SMS operator seluler," tutur Ahmad Ramli menjelaskan lebih lanjut.
Rencana Selanjutnya
Menurut Plt Direktur Pengembangan Pitalebar, Ditjen PPI, Marvels Situmorang juga mengatakan perwakilan BMKG, KLHK, BNPB, BPBD DKI Jakarta telah mengatakan penyampaian informasi bencana melalui SMS sangat efektif, tepat, dan perlu dilanjutkan.
"Operator seluler juga mengatakan akan selalu mendukung pemerintah terutama dalam penyampaian informasi menyangkut bencana & kedaruratan sesuai amanat UU 36/1999 tentang Telekomunikasi," ujarnya.
Selaini tu, Marvels juga mengatakan pihak Kemkominfo kini sedang menjajaki pengembangan media lain untuk penyampaian informasi bencana, salah satunya melalui media penyiaran.
"Di akhir 2020 ini Kemkominfo telah bekerjasama dengan TVRI. Dan, untuk 2021 direncanakan akan bekerjasama dengan Lembaga TV Swasta. Selain itu juga akan menambah kerjasama dengan penyedia informasi bencana yaitu PVMBG untuk bencana gempa vulkanik dan erupsi gunung berapi," tuturnya menjelaskan.
Advertisement
Pemerintah Siapkan Kebijakan Dorong Akselerasi 5G
Di sisi lain, Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemkominfo) saat ini sedang menyiapkan kebijakan untuk mempercepat peluncuran jaringan 5G di Indonesia. Kehadiran 5G dinilai akan mempercepat digitalisasi dan konektivitas.
"Pemerintah Indonesia telah menginisiasi beberapa kebijakan dan tindakan afirmatif untuk mendorong percepatan pengenalan 5G di Indonesia," ungkap Menkominfo, Johnny G. Plate, seperti dikutip dari keterangan resmi Kemkominfo pada Kamis (10/12/2020).
Pemerintah telah melakukan berbagai upaya pembangunan sebagai persiapan pengembangan jaringan 5G di Indonesia.
Johnny mengatakan, pemerintah telah membangun lebih dari 348.000 kilometer kabel serat optik darat dan bawah laut. Termasuk lebih dari 12.000 kilometer jaringan tulang punggung serat optik nasional Palapa Ring.
Indonesia juga telah membangun lebih dari 500.000 base transceiver station (BTS), dan memanfaatkan 9 satelit untuk memenuhi kebutuhan domestik akan konektivitas yang memadai.
"Selain itu, kami juga berencana meluncurkan High-Throughput Satellite 150 Gbps SATRIA-1 yang dijadwalkan pada kuartal ketiga tahun 2023," jelasnya.
(Dam/Ysl)