Sukses

Bukan Hanya Bertransformasi, Perusahaan di Indonesia juga Berakselerasi

Laporan terbaru Red Hat menyebutkan bahwa perusahaan dan organisasi Indonesia bukan hanya bertransformasi, tetapi juga berakselerasi.

Liputan6.com, Jakarta - Laporan terbaru Red Hat menyebutkan bahwa perusahaan dan organisasi Indonesia secara umum menunjukkan ketahanan tinggi, meski di tengah pandemi Covid-19 dan segala tantangan yang ditimbulkan olehnya.

Dalam ajang bertajuk Red Hat End of Year Media Meet-up yang digelar secara daring pada Kamis (20/12/2020), Rully Moulany, Country Manager, di Red Hat Indonesia menjabarkan beberapa temuan perusahaan penyedia solusi enterprise open source tersebut.

Temuan pertama, kata Rully, adalah kebijakan PSBB yang secara langsung menyebabkan kontraksi ekonomi akibat aktivitas ekonomi menurun. Namun terlepas dari itu, sektor TIK memainkan peranannya dengan baik.

"TIK masih akan terus menjadi driver untuk pertumbuhan ekonomi ke depannya. Apalagi banyak yang bilang, dengan segala limitasi di kondisi sekarang, teknologi jadi enabler bagi perusahaan untuk lebih digital," kata Rully menjelaskan.

Selain itu, temuan lainnya yang bersifat makro adalah peta jalan Revolusi Industri 4.0 di Indonesia masih berada pada jalurnya.

Tak lupa, Rully pun mmenyoroti laporan Kementerian Keuangan yang memproyeksikan bahwa Indonesia akan dapat menghasilkan USD 150 miliar pada 2025 apabila berhasil menerapkan digitalisasi secara cepat dan tepat.

Rully Moulany, Country Manager, di Red Hat Indonesia

Dalam tataran lebih sempit, Red Hat melaporkan pula bahwa transformasi digital dan keamanan siber tetap menjadi prioritas perusahaan dan organisasi sama seperti tahun sebelumnya.

"Namun tahun 2020 ada satu kategori yang sebelumnya tidak kami track, yaitu accelerating. 20 persen dari responden kami menyatakan mereka bukan cuma transforming, tetapi juga accelerating," kata Rully.

Akselerasi ini terjadi karena meski saat ini kita sedang berada di fase New Normal, kita tidak akan bisa kembali fase Normal yang sebelumnya.

"Banyak value yang bisa dielaborasi di sini, misalnya orang bisa kerja dari mana saja, dan sebagainya. Ini poin yang menarik. Perusahaan bukan hanya sedang bertransformasi, tetapi juga mengakselerasi agenda-agenda tersebut," ujar Rully. 

2 dari 3 halaman

Tren di Indonesia

Selain itu, Rully juga memaparkan 4 hal yang menjadi tren di antara perusahaan dan organisasi di Indonesia. Tren pertama, menurut laporan Red Hat, adalah automasi.

"Automasi dalam perspektif infrastruktur menjadi sangat penting. Misalnya, dulu kalau mau rekonfigurasi di data center, harus on site. Sekarang enggak, bisa remote," ujar Rully.

Berikutnya adalah transformasi digital yang prosesnya terakselerasi secara signifikan, yang diikuti oleh eksplorasi penggunaan kontainer.

"Dia ini satuan komputasi yang sangat ringkas dan portabel untuk dibawa ke cloud mana pun. Karena itu [kontainer] jadi tren," kata Rully.

Terakhir, Red Hat menyoroti tren vertical success terutama yang banyak terlihat di sektor layanan keuangan.

"Akselerasi di financial services begitu terasa. Bank-bank di Indonesia, misalnya, banyak launch produk dan layanan digital mereka karena mereka sadar ini cara untuk menekan cost sekaligus akuisisi nasabah. Ini diperkirakan masih akan jadi tren juga untuk 2021," tutur Rully.

 

3 dari 3 halaman

Pentingnya Open Source

Di luar laporan tersebut di ats, Rully kembali menegaskan pentingnya prinsip open source, terlebih di tengah pandemi Covid-10 ini.  

Dia pun mencontohkan bagaimana proses gene sequencing atau pengurutan virus penyebab Covid-19 pada praktiknya menerapkan prinsip tersebut, sehingga para peneliti dapat berbagi temuan mereka terutama kepada para peneliti lainnya dan umumnya kepada masyarakat.