Liputan6.com, Jakarta - MASTELÂ (Masyarakat Telematika Indonesia) baru saja merilis 'Indonesia ICT Industri Outlook 2021'. Kajian ini merupakan panduan strategis untuk memperkuat ekosistem ICTÂ sekaligus masukan dari komunitas dan dunia usaha pada regulator.
Dalam kajian ini, MASTEL menjabarkan 11 tren utama yang diprediksi menjadi tulang punggung ekosistem ICT pada 2021. Tren ini mencakup soal trafik data, infrastruktur fixed broadband, e-commerce, data center, cloud computing, hingga UU Cipta Kerja.
Ketua Umum MASTEL, Kristiono, menuturkan operator telekomunikasi perlu mewaspadai kompetisi tidak sehat yang terjadi saat ini. Meski diprediksi tumbuh 5,3 persen pada 2021, beban investasi berpotensi menghambat pertumbuhan industri.
Advertisement
Menurutnya, saat ini harga paket data di Indonesia hanya di kisaran USD 0,4 per gigabit dan menjadi yang terendah kedua di dunia. Padahal, peningkatan konsumsi rata-rata paket data mencaapi 87 persen per tahun.
Baca Juga
Kondisi ini, Kristono menuturkan bisa menekan arus kas perusahaan dan berpotensi menggerus EBITDA margin yang turun 5 persen dibandingkan 10 tahun lalu. Return on Invested Capital juga turun secara signifikan.
"Tren seperti ini akan menghambat pembangunan infrastruktur yang sangat esensial untuk mengembangkan ekonomi digital," tutur Kristiono dalam keterangan resmi yang diterima, Minggu (13/12/2020).
Di sisi lain, harapan baru dari UU Cipta Kerja perlu ditunggu. Sebab, UU baru ini akan mengatur ketentuan infrastructure sharing baik pasif maupun aktif, termasuk menetapkan tarif bawah dan tarif atas.
Untuk mengetahui ringkasan kajian MASTEL pada mengenai tren teknologi informasi dan komunikasi pada 2021, simak daftarnya berikut ini. Adapun kajian ini dibuat dengan melibatkan para pemangku kepentingan.
11 Tren ICT Industry 2021 dari MASTEL
Sebagai rangkuman dari kajian terbaru MASTEL untuk industri ICT pada 2021, berikut ini rincian lengkapnya:
1. Simalakama Trafik Data
Lonjakan konsumsi data berbanding terbalik dengan harga jualnya. Operator mesti mewaspadai beban investasi agar bisa terus beroperasi secara berkelanjutan, meski industri telekomunikasi diprediksi tumbuh 5,3 persen di 2021.
2. Menanti Ketentuan Infrastructure Sharing
Kajian ini menyebut adanya infrastructrue sharing diyakini bisa memberikan pengehematan OPEX dan CAPEX hingga 40 persen.
3. Pasar Potensial di Luar Jawa
Ada lebih dari 70 juta penduduk Indonesia belum terakses internet. Sebagian dari mereka juga berada di luar Pulau Jawa dan masih menggunakan jaringan 2G, sehingga ini merupakan pasar potensial yang dapat digarap.
4. Belanja Online untuk Pemenuhan Kebutuhan Sehari-Hari
Peningkatan aktivitas online selama pandemi diprediksi terus berlanjut. Terlebih, aktivitas belanja online saat ini bergeser untuk memenuhi kebutuhan primer, tidak lagi kebutuhan sekunder.
5. UMKM Go Online
Membuka lapak di e-commerce menjadi salah satu kunci UMKM mengatasi pandemi. Karenanya, pada 2021 diprediksi akan semakin banyak yang memanfaatkan kanal ini.
6. IoT Kian Digemari
Perangkat Internet of Things (IoT) akan banyak dimanfaatkan sealma pandemi. Tren cerah bagi teknologi perangkat berbasis internet diperkirakan hingga 2022 CAGR sebesar 159 persen.
Advertisement
Mulai Infrastruktur Hingga Cipta Kerja
7. Infrastruktur Menjadi Tantangan
Sepanjang 2020, banyak investasi yang terhenti akibat pandemi. Untuk itu, tahun depan menjadi momen krusial mengejar kembali target penggelaran fixed broadband di Indonesia, dengan target 15 hingga 17 persen dari total rumah tangga.
8. Industri Perangkat Perlu Kebijakan Afimartif
Selama bertahun-tahun industri perangkat dalam negari tertekan pabrikan asing. Untuk itu, kebijakan TKDN perlu dievaluasi dan strategi pelaksanannya disesuaikan, sehingga potensi 30 juta perangkat baru di 2020 bisa dinikmati industri dalam negeri.
9. Industri Data Center Cerah, Cloud Lokal Mendung
Aktivitas digital membuat kebutuhan data center membludak dan diprediksi akan naik 120 persen di 2021. Namun industri komputasi awan (cloud computing) lokal malah mendapat persaingan ketat dari pemain asing.
10. Adopsi 5G Tidak Perlu Buru-Buru
Adopsi 5G memang sudah dimulai sejumlah negara, tapi operator lokal tidak perlu gegabah bermain di sektor ini. Sebab, sumber daya yang dibutuhkan sangat besar.
11. Dukungan Pemerintah Lewat UU Cipta Kerja
UU Cipta Kerja menjadi sinyal penting dari pemerintah mendorong dan melindungi industri telekomunikasi. Mulai dari infrastructure sharing sampai penetapan tarif atas dan bawah untuk paket data bisa membawa perubahan besar di sektor industri.
(Dam/Ysl)