Sukses

Twitter Tandai Twit Donald Trump untuk ke Sekian Kalinya

Twitter kembali menandai twit dari Presiden AS ke-45 Donald Trump untuk ke sekian kalinya.

Liputan6.com, Jakarta Twitter kembali menandai twit dari Presiden AS ke-45 Donald Trump untuk ke sekian kalinya.

"Sepertinya mereka [Demokrat] menyiapkan 'pembuangan [suara] pemilih' besar-besaran terhadap kandidat Partai Republik. [Saya] menunggu [untuk mengetahui] berapa banyak suara yang mereka butuhkan [untuk dibuang]," kata Donald Trump.

Twit yang diterbitkan pada pukul 10.28 WIB hari ini (6/1/2021) tersebut mendapat label peringatan, yang berbunyi, "Learn about US 2020 election security efforts" atau berarti "Pelajari tentang upaya keamanan pemilu AS 2020".

Kebijakan perusahaan menyebutkan bahwa pengguna tidak boleh menggunakan layanan Twitter untuk tujuan memanipulasi atau mencampuri pemilu atau proses sipil lainnya.

Tindakan itu termasuk menulis atau membagikan konten yang dapat menekan angka partisipasi atau menyesatkan orang tentang kapan, di mana, atau bagaimana berpartisipasi dalam proses sipil.

Selain itu, Twitter juga dapat "melabeli dan mengurangi visibilitas twit yang berisi informasi palsu atau menyesatkan tentang proses sipil untuk memberikan konteks tambahan."

2 dari 3 halaman

Bukan kejadian pertama

Sebelumnya Twitter juga menandai unggahan Presiden Amerika Serikat, Donald Trump pada Selasa (3/11/2020). Cuitan Trump dianggap menyesatkan.

Dalam cuitnya, Trump menyebut bahwa keputusan Mahkamah Agung tentang pemungutan suara di Pennsylvania adalah berbahaya dan berpotensi terjadinya kecurangan.

"The Supreme Court decision on voting in Pennsylvania is a VERY dangerous one. It will allow rampant and unchecked cheating and will undermine our entire systems of laws. It will also induce violence in the streets. Something must be done!," tulis akun Twitter @realDonaldTrump.

Dilansir dari newsweek.com pada Selasa (3/11/2020), Twitter menanggapi dengan menandai cuitan Trump dengan narasi sebagai berikut "Sebagian atau semua konten yang disebarkan dalam Tweet ini diperdebatkan dan mungkin memberikan informasi menyesatkan tentang cara berpartisipasi dalam pemilu atau proses kemasyarakatan lainnya". 

Twitter juga memberikan tautan beberapa artikel dari media arus utama Amerika Serikat yang menjelaskan mengenai pemungutan suara melalui surat adalah legal dan aman.

 

3 dari 3 halaman

Donald Trump Terancam Kehilangan Perlakuan Istimewa di Twitter

Selain itu Donald Trump terancam kehilangan perlakuan spesial di Twitter setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden AS. Hal ini sebelumnya sudah dikonfirmasi oleh pihak Twitter.

Dilansir dari The Guardian, Minggu (8/11/2020), setelah tak lagi menjabat sebagai Presiden AS, Trump tidak akan lagi menerima perlakuan khusus sebagai "newsworthy individual" atau individu yang layak diberitakan.

Kebijakan Twitter mengenai kelayakan berita melindungi orang-orang tertentu dari penangguhan atau pemblokiran akun jika melanggar aturan. Orang-orang yang dimaksud, seperti pejabat terpilih dengan lebih dari 250 ribu follower.

Kebijakan itu yang menyebabkan Twitter selama ini membatasi atau memberi peringatan, tapi tidak menghapus twit Trump. Hal ini membuat setidaknya 12 twit dari Trump selama sepekan terakhir yang meresahkan proses demokrasi, tidak dihapus.