Liputan6.com, Jakarta - Twitter mengambil langkah tegas dengan membekukan akun Donald Trump secara permanen setelah serangkaian peristiwa yang berlangsung pekan ini.
Ada dua twit yang menyebabkan pembekuan akun Donald Trump. Kedua twit yang terbit pada 8 Januari 2021 itu, berbunyi:
“75.000.000 Patriot Amerika yang memilih saya, AMERIKA PERTAMA [AMERICA FIRST], dan MEMBUAT AMERIKA HEBAT LAGI [MAKE AMERICA GREAT AGAIN], akan memiliki SUARA RAKSASA [GIANT VOICE] di masa depan. Mereka tidak akan tidak dihormati atau diperlakukan tidak adil dengan cara atau bentuk apa pun!!!”
Advertisement
Baca Juga
“Kepada semua yang bertanya, saya tidak akan menghadiri pelantikan pada 20 Januari.”
Twitter menjelaskan, karena ketegangan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat, dan adanya peningkatan percakapan global terkait dengan orang-orang yang menyerbu Capitol dengan kekerasan pada 6 Januari 2021, kedua twit ini harus dibaca dalam konteks peristiwa lebih luas di AS dan ujaran presiden di twit itu dapat ditanggapi oleh audiens yang berbeda, termasuk untuk menghasut kekerasan.
"Setelah menilai bahasa dalam twit ini terhadap kebijakan Glorifikasi Kekerasan, kami telah menetapkan bahwa twit ini melanggar kebijakan Glorifikasi Kekerasan dan pengguna @realDonaldTrump harus segera ditangguhkan secara permanen dari layanan," kata Twitter.
Penilaian
Perusahaan memutuskan bahwa kedua twit itu sangat mungkin untuk mendorong dan menginspirasi orang untuk meniru tindakan kriminal yang terjadi di Capitol pada 6 Januari 2021.
Penentuan ini didasarkan pada sejumlah faktor, antara lain:
- Pernyataan Presiden Trump bahwa dia tidak akan menghadiri pelantikan diterima oleh sejumlah pendukungnya sebagai konfirmasi lebih lanjut bahwa hasil pemilihan tidak sah.
- Twit kedua juga dapat berfungsi sebagai dorongan bagi mereka yang berpotensi mempertimbangkan tindakan kekerasan bahwa Pelantikan akan menjadi target "aman" karena Trump tidak akan hadir.
Advertisement
Penilaian Lainnya
- Penggunaan kata “Patriot Amerika” untuk menggambarkan beberapa pendukungnya juga diartikan sebagai dukungan bagi mereka yang melakukan tindakan kekerasan di US Capitol.
- Pernyataan Trump dapat ditafsirkan bahwa dia tidak berencana untuk memfasilitasi "peralihan [kekuasaan] yang tertib" dan sebaliknya dia berencana untuk terus mendukung, memberdayakan, dan melindungi mereka yang yakin dia memenangkan pemilu.
- Rencana untuk protes bersenjata di masa depan sudah mulai berkembang baik di dalam dan di luar Twitter.