Liputan6.com, Jakarta Sistem data bank sentral Selandia Baru telah dibobol oleh peretas tidak dikenal. Peretasan ini berpotensi mengakses informasi sensitif secara komersial atau pribadi.
Layanan berbagi file pihak ketiga yang digunakan oleh Bank Sentra Selandia Baru untuk berbagi dan menyimpan informasi sensitif disebut telah diakses secara ilegal.
Baca Juga
Gubernur Bank Sentral Selandia Baru, Adrian Orr mengatakan, pihaknya telah mengatasi pelanggaran tersebut dan bank tetap beroperasi.
Advertisement
"Sifat dan tingkat informasi yang berpotensi diakses masih ditentukan, tetapi mungkin termasuk beberapa informasi yang sensitif secara komersial dan pribadi," kata Orr, dikutip dari APNews, Senin (11/1/2021).
Lakukan Penyelidikan
Ia mengaku akan melakukan penyelidikan, bekerjasama dengan ahli keamanan siber lokal dan internasional.
“Kami bekerja sama dengan ahli keamanan siber domestik dan internasional serta otoritas terkait lainnya sebagai bagian dari penyelidikan dan tanggapan kami terhadap serangan jahat ini,” kata Orr dalam keterangan tertulisnya.
Perusahaan mengklaim sistem telah diamankan dan dimatikan sampai bank menyelesaikan penyelidikan awal.
“Ini akan membutuhkan waktu untuk memahami implikasi penuh dari pelanggaran ini dan kami bekerja dengan pengguna sistem yang informasinya mungkin telah diakses,” kata Orr.
Advertisement
Siapa Pelakunya?
Tidak jelas kapan pelanggaran terjadi atau apakah ada indikasi siapa yang bertanggung jawab, dan di negara mana layanan berbagi file tersebut berada.
Beberapa organisasi besar di Selandia Baru telah menjadi sasaran gangguan dunia maya dalam satu tahun terakhir, termasuk Bursa Efek Selandia Baru, yang server-nya tidak terlihat publik selama hampir satu pekan di bulan Agustus 2020.