Liputan6.com, Jakarta Pengguna WhatsApp sempat dihebohkan dengan pembaruan privasi dari aplikasi olah pesan milik Facebook tersebut. Muncul anggapan bahwa dengan menyetujui pembaruan ini, WhatsApp dapat melihat isi pesan pengguna.
WhatsApp sendiri beberapa waktu lalu akhirnya meluruskan informasi itu. Perusahaan menyebut isi percakapan pengguna tetap dilindungi enkripsi end-to-end dan mereka tidak dapat mengintip isinya.
Baca Juga
Terkait hal itu, lewat tulisan terbarunya, pakar keamanan siber Alfons Tanujaya pun menjelaskan bagaimana sistem enkripsi end-to-end yang diterapkan di WhatsApp.Â
Advertisement
"Karena sesuai informasi yang diberikan, semua komunikasi WhatsApp dienkripsi end-to-end yang artinya hanya pengguna baik pribadi maupun anggota grup chat yang memiliki kunci dekripsi dan enkripsi," tulis Alfons dalam keterangannya.
Bahkan, Alfons menuturkan tidak ada pihak lain yang memiliki kunci dekripsi ini, termasuk WhatsApp. Jadi, isi percakapan pengguna di aplikasi tersebut dipastikan aman dan tidak ada pihak lain yang dapat mengetahuinya.
Kendati demikian, Alfons tidak menutup kemungkinan trafik komunikasi WhatsApp dapat disadap. Hal itu memanfaatkan jaringan Wi-Fi, ISP, ISP perantara dan penyedia layanan seluler yang berada di jaringan yang sama dengan penguna.
"Tapi, hasil sadapannya adalah data dalam bentuk terenkripsi dan dibutuhkan kunci dekripsi untuk membuka data ini. Sementara hanya pengguna WhatsApp bersangkutan yang sedang melakukan chat yang memilikinya, dan proses dekripsi terjadi otomatis," ujar Alfons.
Alfons menggambarkan kesulitan untuk memecahkan kunci dekripsi ini sama halnya dengan upaya memecahan enkripsi data yang dikunci ransomware. Dengan kata lain, hanya pemilik kunci dekripsi yang dapat membukanya.
WhatsApp Tegaskan Pembaruan Kebijakan Privasi Hanya Berlaku untuk Akun Bisnis
Sebelumnya, WhatsApp juga menegaskan tentang pembaruan kebijakan privasi yang baru saja diterapkan untuk para penggunanya.
Lewat pernyataan terbaru, aplikasi milik Facebook itu menegaskan pembaruan ini sebenarnya hanya berlaku untuk percakapan dengan akun WhatsApp Business.
Dalam keterangan resmi yang diterima, Rabu (13/1/2021), pengguna API WhatsApp Business kini memang dimungkinkan memakai infrastruktur hosting Facebook dalam melakukan komunikasi via WhatsaApp.
Sebagai informasi, pada Oktober 2020, WhatsApp memang telah mengumumkan pelaku bisnis dapat menggunakan vendor pihak ketiga, termasuk salah satunya Facebook.
Nantinya, vendor pihak ketiga yang ditunjuk dapat mengoperasikan API WhatsApp Business dari pelaku bisnis.
Sebagai contoh, apabila pelaku bisnis memakai infrastruktur hosting dari Facebook, percakapan yang dilakukan dapat disimpan di server Facebook.
"Jika pengguna berbicara dengan bisnis yang memilih metode penyimpanan di luar WhatsApp, kami akan menampilkan notifikasi di chat tersebut," tutur perusahaan dalam keterangannya lebih lanjut.
Melalui adanya notifikasi tersebut, perusahaan memberikan kebebasan bagi pengguna untuk melanjutkan atau menghentikan interaksi dengan akun bisnis yang menggunakan vendor pihak ketiga.
Sementara pengguna akun WhatsApp Business gratis maupun API WhatsApp Business yang menggunakan layanan hosting internal tetap dilindungi enkripsi end-to-end.
"Percakapan dengan akun bisnis yang tetap menggunakan layanan hosting WhatsApp, masih terlindungi enkripsi end-to-end seperti biasa," tulis perusahaan menutup pernyataannya.
Advertisement
Gara-Gara Kebijakan Privasi Baru, Pakistan Akan Bikin Aplikasi Pesan Pengganti WhatsApp
Di sisi lain. segera setelah WhatsApp menggulirkan kebijakan privasi baru, Pakistan memutuskan untuk mengembangkan aplikasi pesan mandirinya.
Seperti WhatsApp, aplikasi pesan besutan Pakistan ini akan menghadirkan berbagai fitur yang mendukung komunikasi. Misalnya saja berkirim pesan, panggilan suara, serta panggilan video.
Mengutip situs berita Pakistan Ary News TV, Rabu (13/1/2021), aplikasi pesan ini akan dikembangkan oleh Kementerian Informasi dan Teknologi serta para ahli bidang IT.
Pengerjaan aplikasi pesan ini akan dilakukan setelah mendapatkan persetujuan dari kabinet federal.
Aplikasi pesan ini digadang-gadang bakal menjamin perlindungan data pribadi para pengguna. Selain itu, aplikasi pesan ini menjanjikan bahwa data pribadi pengguna tidak akan dibagikan kepada siapa pun.
Menurut Kementerian Informasi dan Teknologi, para pengguna nantinya akan bisa meregistrasi diri di aplikasi pesan menggunakan nomor ponsel mereka.
(Dam/Why)