Liputan6.com, Jakarta - Di tengah keramaian kebijakan baru WhatsApp soal privasi, serta perkembangan Signal dan Telegram, aplikasi olah pesan asal India, Hike ditutup.
CEO Hike, Kavin Bharti Mittal mengatakan bahwa India tidak akan pernah memiliki produk lokal yang membuat terobosan di pasar terbesar kedua di dunia itu, kecuali jika otoritas setempat memilih untuk melarang perusahaan Barat beroperasi di negara tersebut.
WhatsApp telah mengumpulkan lebih dari 450 juta pengguna di India dan menurut dia, angka itu tak dapat tertandingi.
Advertisement
Baca Juga
Penutupan Hike terjadi pada saat Signal dan Telegram meraih puluhan juta pengguna baru belakangan ini. Pembaruan terencana pada kebijakan berbagi data WhatsApp telah mendorong banyak pengguna WhatsApp untuk mencari alternatif.
"[Telegram dan Signal] sangat bagus. Sebagai entitas, mereka memiliki insentif yang tepat [lebih selaras dengan pengguna], tidak seperti produk Facebook,” kata Mittal seperti dikutip TechCrunch.
Bulan ini Hike melakukan pivot menjadi dua aplikasi sosial virtual bernama Vibe dan Rush. Fitur minigim dan stiker yang dimiliki oleh Hike akan hadir di kedua aplikasi tersebut.
Seperti diketahui, Hike sebelumnya didukung oleh Tencent, Tiger Global dan SoftBank dan bernilai 1,4 miliar USD pada tahun 2016 lalu. Kini aplikasi tersebut sudah tidak ada di Google Play Store dan AppStore.
Perjalanan Hike
Dalam beberapa tahun terakhir, Hike menghadirkan fitur stiker dan emoji untuk menargetkan populasi yang lebih muda di India.
Mittal mengatakan bahwa mereka sempat kewalahan dengan engagement stiker di platformnya dan telah berupaya untuk mengautomatiskan pengembangan stiker yang dipersonalisasi.
Advertisement
OS sendiri
Selain itu, Hike juga pernah berusaha membangun sistem operasinya sendiri melalui akuisisi startup bernama Creo. Pada tahun 2018, Hike meluncurkan Total OS yang ditujukan untuk melayani pengguna dengan smartphone Android murah dan koneksi internet lambat.
Mereka kemudian menghentikan proyek tersebut. Mittal mengatakan bahwa kedatangan Reliance Jio, yang mendorong Airtel dan Vodafone, menurunkan tarif data seluler di jaringan mereka, sehingga memecahkan masalah koneksi di negara tersebut dan Total OS tidak lagi diperlukan di pasar.